Hormon ini bisa memicu rasa kantuk dan meningkatkan kualitas tidur sekaligus menurunkan reaktivitas stres.
Selain itu, paparan sinar matahari yang cukup juga sangat penting untuk mempertahankan ritme sirkadian normal tubuh kita.
"Ritme sirkadian yang terganggu bisa memicu gejala depresi dan gangguan bipolar," tambah Storoni.
Meski memiliki dampak positif bagi kesehatan mental, paparan sinar matahari yang berlebihan bisa memicu kanker kulit dan merusak DNA sel.
Peneliti masih belum menemukan ukuran pasti paparan sinar matahari yang dibutuhkan manusia.
Namun, para ahli kesehatan percaya jumlah paparan sinar matahari yang dibutuhkan tiap individu tergantung pada jenis kulit dan berapa lama durasi paparan sinar matahari secara langsung.
Baca juga: Stres Bisa Sebabkan Berat Badan Naik, Kok Bisa?
Orang yang memiliki kulit cerah biasanya lebih cepat terbakar sinar matahari daripada mereka yang berkulit gelap.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kita sebaiknya mendapatkan paparan sinar matahari selama lima hingga 15 menit di lengan, tangan, dan wajah sebanyak dua hingga tiga kali seminggu.
Hal itu dilakukan untuk mendapatkan asupan vitamin D secara langsung. Selain itu, gunakan tabir surya dengan kadar SPF minimal 15 untuk melindungi diri dari efek sinar ultraviolet.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.