KOMPAS.com - Emfisema adalah kondisi saat kantong udara di paru-paru (alveoli) mengalami kerusakan.
Melansir Mayo Clinic, penyakit emfisema dapat menyebabkan penderitanya mengalami sesak napas.
Kebanyakan penderita penyakit emfisema juga mengidap penyakit bronkitis kronis.
Bronkitis kronis adalah peradangan di saluran yang membawa udara ke paru-paru. Penyakit ini menyebabkan penderita batuk terus-menerus.
Penyakit emfisema dan bronkitis kronis adalah kondisi yang bisa memicu penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Baca juga: Siapa yang Berisiko Besar Terkena Penyakit Kanker Paru-paru?
Dilansir dari WebMD, emfisema bisa terjadi saat lapisan kantong udara kecil di paru-paru rusak dan tak kunjung diperbaiki.
Seiring berjalannya waktu, kerusakan paru-paru penderitanya semakin parah.
Kondisi ini bisa merusak jaringan di antara kantong udara.
Akibatnya, kantong udara bisa terbentuk di paru-paru dan udara terjebak di kantong jaringan yang rusak.
Lambat laun paru-paru akan membengkak dan penderitanya susah bernapas.
Jika seseorang diduga memiliki gejala emfisema, dokter akan melakukan tes untuk mengukur kinerja paru-paru.
Baca juga: Sistem Pernapasan: Fungsi, Organ, Cara Menjaga agar Tetap Sehat
Seseorang bisa menderita emfisema selama bertahun-tahun tanpa menyadari penyakitnya.
Dikutip dari Cleveland Clinic, gejala emfisema yang kerap muncul mirip seperti gangguan pernapasan lainnya, antara lain:
Gejala kerap tidak kentara sampai separuh bagian jaringan paru-paru rusak.
Jika sebagian jaringan paru-paru sudah rusak, penderita bisa mengalami sesak napas saat beraktivitas dan kelelahan akut.
Baca juga: Ciri-ciri Demam, Batuk, Sesak Napas pada Infeksi Virus Corona
Merokok adalah penyebab utama emfisema. Penelitian menunjukkan, perokok berisiko mengalami emfisema ketimbang orang yang tidak merokok.
Hingga kini belum ada obat untuk mengatasi emfisema. Namun, berhenti merokok dapat memperlambat kerusakan di jaringan paru-paru.
Alpha-1 antitrypsin (AAT) adalah protein yang mengalir dalam darah manusia.
Protein ini berfungsi menjaga sel darah putih agar tidak merusak jaringan normal. Tubuh membutuhkan sel ini untuk melawan infeksi.
Jika seseorang kekurangan AAT, sel darah putih bisa merusak paru-paru. Kondisi ini bisa lebih berbahaya apabila seseorang merokok.
Baca juga: Apa yang Terjadi dengan Paru-paru saat Tubuh Terinfeksi Virus Corona?
Kerap terpapar asap rokok, kendati bukan perokok (perokok pasif) juga bisa membuat paru-paru seseorang rusak.
Beberapa penelitian menunjukkan, orang yang lebih sering terpapar asap rokok lebih rentan terkena emfisema.
Sejumlah ahli menyebut paparan polusi udara dalam jangka waktu lama dapat berpotensi menjadi penyebab penyakit emfisema.
Penyakit emfisema tidak bisa disembuhkan. Namun, penyakit ini bisa dicegah.
Caranya dengan setop merokok, minimalkan paparan asap rokok, gunakan masker jika terpapar debu, dan bahan kimia berbahaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.