Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciri Nyeri Dada yang Mengarah pada Gejala Penyakit Jantung Koroner

Kompas.com - 22/09/2020, 13:32 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Kemunculan nyeri dada tidak selalu berarti gejala penyakit jantung koroner.

Pada kenyatannya, nyeri dada bisa disebabkan oleh banyak hal.

Melansir Health Line, nyeri dada yang sama sekali tidak terkait dengan jantung dapat disebabkan oleh organ-organ dada seperti otot dada, tulang dada, selaput paru, dan paru-paru dipaksa bergerak secara berlebihan.

Baca juga: 5 Sifat Nyeri Dada yang Bukan Gejala Khas Penyakit Jantung

Perasaan cemas dan gangguan depresi juga dapat membuat dada seseorang terasa tertekan.

Gejala serangan jantung saat tidur, seperti nyeri dada dan muncul keringat dingin penting dikenali untuk dapat dikonsultasikan segera dengan dokter.

Meski demikian, timbulnya nyeri dada tetap saja perlu diwaspadai siapa saja kerena bisa mengarah pada tanda-tanda penyakit jantung koroner.

Lantas, bagaimana ciri-ciri nyeri dada yang mengarah pada gejala penyakit jantung koroner?

Merangkum Mayo Clinic, pada dasarnya, nyeri di dada dapat dicurigai sebagai gejala penyakit jantung koroner jika penderitanya memiliki faktor risiko penyakit mematikan ini.

Beberapa faktor risiko tersebut, di antaranya berupa kolesterol, gula darah, hipertensi atau tekanan darah tinggi, dan merokok.

Jika penderita nyeri dada terbukti tidak memiliki faktor risiko itu, maka nyeri dada yang dialami kecil kemungkinan terkait dengan nyeri dada pada kasus jantung koroner.

Selain itu, nyeri dada pada penyakit jantung koroner biasanya akan terasa sakit di sebelah dada kiri yang menyebar ke tangan, leher, dan tengkuk.

Rasa nyerinya seperti ditindih.

Baca juga: 4 Gejala Penyakit Jantung Koroner yang Perlu Diwaspadai

Penyakit jantung koroner yang terjadi akibat penyumbatan lemak dan kolesterol tidak terkontrol akan meyebabkan darah yang mengalir ke jantung tidak selancar sebelumnya atau tidak seperti pada kondisi normal, sehingga ketika melakukan aktifitas berat akan terasa nyeri di dada.

Jika penyumbatan masih dalam tahap awal, nyeri dada bisa reda dengan istirahat.

Tapi, jika penyumbatan ini tetap dibiarkan, seiring berjalannya waktu bisa menyebabkan nyeri dada meski hanya sedang melakukan aktivitas biasa.

Ketika penyumbatan pembuluh darah arteri yang berbentuk plak atau kerak pecah, akan terjadi serangan jantung.

Serangan jantung memiliki rasa nyeri dada dengan sifat nyeri yang sama pada penyakit jantung koroner.

Hanya, serangan jantung ini bisa juga menyebabkan rasa ingin muntah, dada sebelah kiri sangat berat dan kaku, serta tidak terkait dengan aktifitas fisik.

Menjaga pola hidup dan pola makan yang sehat adalah kunci utama untuk terhindar dari nyeri dada yang terkait dengan penyakit jantung koroner.

Namun, apabila punya riwayat nyeri, akan lebih baik bagi siapa saja untuk segera memeriksakan diri ke dokter terkait nyeri dada yang dialami.

Baca juga: 8 Makanan Penurun Kolesterol untuk Cegah Penyakit Jantung Koroner

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com