Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/10/2020, 20:57 WIB
Inang Sh ,
Alia Deviani

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 telah memasuki bulan kesepuluh. Angka kasus di Indonesia pun masih terus mengalami peningkatan. 

Masalah tersebut perlu mendapat perhatian semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat.

Ketua Tim Protokol dari Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Eka Ginanjar mengingatkan masyarakat untuk disiplin menerapkan gerakan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun.

"Langkah 3M harus dilaksanakan," kata Eka melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (4/10/2020).

Dia menekankan, 3M harus dipraktikkan secara masif oleh semua orang agar penyebaran Covid-19 dapat dikendalikan sehingga jumlah korban dan potensi kerugian di berbagai sektor dapat ditekan.

Baca juga: PB IDI Minta Masyarakat Tak Anggap Remeh Covid-19 dan Terapkan 3M

Selain itu, penerapan 3M secara utuh juga dapat meminimalkan penyebaran virus, terutama bagi orang yang tidak menunjukkan gejala.

Dengan memakai masker, misalnya, partikel virus yang tersebar akan semakin sedikit sehingga potensi penularannya pun berkurang.

Dikutip dari Kompas.com, Kamis, (14/5/2020), ahli paru-paru dari Cleveland Clinic Raed Dweik mengatakan, pemakaian masker bisa memblokir hembusan partikel udara dari individu yang kemungkinan terinfeksi Covid-19 namun tidak memiliki gejala.

Dengan memblokir embusan partikel virus ke udara di sekitar, masker menjaga agar virus tidak menyebar.

Selain itu, masker berfungsi sebagai penghalang fisik yang sangat membantu ketika kita batuk atau bersin.

Baca juga: Apakah Semua Masker Kain Wajib Ber-SNI? Ini Penjelasan Lengkap BSN

Tindakan itu dapat menghalangi droplet atau tetesan air liur yang keluar dari hidung atau mulit sehingga tidak menyebarkan virus.

Udara yang kita hembuskan saat bernapas mengandung tetesan air dari lapisan paru-paru yang membawa bakteri, virus, protein, metabolit, dan senyawa lain yang terlarut.

"Ketika mereka memasuki udara, aerosol atau partikel udara yang kita hembuskan mulai mengering sehingga hanya menyisakan bahan terlarut," ucap Dweik.

Pemakaian masker bukan segalanya

Meski pemakaian masker dapat melindungi dan mencegah penularan virus, alat kesehatan ini tidak akan efektif bila tidak dibarengi dengan menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun.

Baca juga: INFOGRAFIK: Klasifikasi Masker Kain Ber-SNI

Dilansir dari Kompas.com, kamis (16/4/2020), mantan kepala pengembangan intervensi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Gary Slutkin juga mengatakan, masker wajah tidak kedap udara.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com