KOMPAS.com – Cacar air adalah infeksi yang disebabkan oleh virus varicella zoster (VVZ).
Virus ini termasuk keluarga Herpesviridae.
Jadi, seperti keluarga Herpesviridae lainnya, sekali menginfeksi manusia, VVZ akan hidup seumur hidup di dalam tubuh inang atau penderita.
Baca juga: Apakah Boleh Penderita Cacar Air Mandi?
Infeksi VVZ biasanya akan menimbulkan beberapa gejala cacar air sebagai berikut:
Melansir Mayo Clinic, pada saat tanda-tanda atau gejala-gejala cacar air sudah membaik, VVZ hidup secara tidak aktif (dorman) di bagian saraf penderita dan bisa bereaksi kembali jika penderita sedang tidak sehat.
Namun, meski penderita bisa terinfeksi lagi VVZ, gejalanya akan sangat ringan karena tubuh sudah membentuk kekebalan terhadap virusnya, sehingga sering tidak disadari.
Oleh sebab itu, kondisi cacar air sering dianggap tidak akan pernah muncul lagi, sekali seseorang sudah terserang.
Virus varicella zoster memerlukan waktu kurang lebih 14 hari sejak kontak dengan penderita pertama kali, untuk menimbulkan gejala cacar air.
Pada penderita yang memiliki kekebalan tubuh lemah, infeksi ini dapat berlangsung lama dan gejala yang diperlihatkan juga bisa lebih berat daripada orang dengan daya tahan tubuh kuat.
Baca juga: 8 Cara Mengobati Cacar Air Secara Alami dan dengan Bantuan Obat
Sementara, pada ibu hamil, cacar air dianggap dapat menimbulkan dampak lebih berbahaya daripada orang kebanyakan karena bisa mengancam keselamatan janin.
Melansir Buku Infeksi & Kehamilan (2017) oleh Dr. Ayustawati, PhD, infeksi VVZ termasuk virus teratogen, yaitu mampu mengganggu perkembangan janin dan bahkan menghancurkannya.
Infeksi primer oleh virus ini (cacar air), bisa mengganggu tumbuh tumbuh kembang janin dan menyebabkan janin tumbuh abnormal di dalam kandungan ibu.
Risiko bayi lahir abnormal mencapai sekitar 2 persen dari total ibu hamil yang tertular infeksi VVZ.
Risiko lebih tinggi terjadi apabila ibu hamil menderita infeksi VVZ primer pada 3 bulan pertama usia kehamilan.
Kelainan akibat infeksi cacar air pada ibu hamil dan janinnya, biasanya adalah kumpulan dari beberapa kondisi abnormal bila infeksi terjadi pada 3 bulan pertama kehamilan.
Baca juga: Untuk Ibu Hamil, Waspadai Penyakit Hirschsprung pada Bayi Baru Lahir