Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/10/2020, 18:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Cacar air adalah infeksi yang disebabkan oleh virus varicella zoster (VVZ).

Virus ini termasuk keluarga Herpesviridae.

Jadi, seperti keluarga Herpesviridae lainnya, sekali menginfeksi manusia, VVZ akan hidup seumur hidup di dalam tubuh inang atau penderita.

Baca juga: Apakah Boleh Penderita Cacar Air Mandi?

Infeksi VVZ biasanya akan menimbulkan beberapa gejala cacar air sebagai berikut:

  • Demam
  • Lesi atau bercak berair di bagian tubuh penderita
  • Biasanya didahului dengan adanya pembengkakan kelenjar getah bening di beberapa bagian tubuh penderita

Melansir Mayo Clinic, pada saat tanda-tanda atau gejala-gejala cacar air sudah membaik, VVZ hidup secara tidak aktif (dorman) di bagian saraf penderita dan bisa bereaksi kembali jika penderita sedang tidak sehat.

Namun, meski penderita bisa terinfeksi lagi VVZ, gejalanya akan sangat ringan karena tubuh sudah membentuk kekebalan terhadap virusnya, sehingga sering tidak disadari.

Oleh sebab itu, kondisi cacar air sering dianggap tidak akan pernah muncul lagi, sekali seseorang sudah terserang.

Bahaya cacar air bagi ibu hamil

Virus varicella zoster memerlukan waktu kurang lebih 14 hari sejak kontak dengan penderita pertama kali, untuk menimbulkan gejala cacar air.

Pada penderita yang memiliki kekebalan tubuh lemah, infeksi ini dapat berlangsung lama dan gejala yang diperlihatkan juga bisa lebih berat daripada orang dengan daya tahan tubuh kuat.

Baca juga: 8 Cara Mengobati Cacar Air Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

Sementara, pada ibu hamil, cacar air dianggap dapat menimbulkan dampak lebih berbahaya daripada orang kebanyakan karena bisa mengancam keselamatan janin.

Melansir Buku Infeksi & Kehamilan (2017) oleh Dr. Ayustawati, PhD, infeksi VVZ termasuk virus teratogen, yaitu mampu mengganggu perkembangan janin dan bahkan menghancurkannya.

Infeksi primer oleh virus ini (cacar air), bisa mengganggu tumbuh tumbuh kembang janin dan menyebabkan janin tumbuh abnormal di dalam kandungan ibu.

Risiko bayi lahir abnormal mencapai sekitar 2 persen dari total ibu hamil yang tertular infeksi VVZ.

Risiko lebih tinggi terjadi apabila ibu hamil menderita infeksi VVZ primer pada 3 bulan pertama usia kehamilan.

Kelainan akibat infeksi cacar air pada ibu hamil dan janinnya, biasanya adalah kumpulan dari beberapa kondisi abnormal bila infeksi terjadi pada 3 bulan pertama kehamilan.

Baca juga: Untuk Ibu Hamil, Waspadai Penyakit Hirschsprung pada Bayi Baru Lahir

Kondisi ini dikenal dengan sebutan Sindrom varicella kongenital.

Gejala sindrom varicella kongenital, yakni:

  • Bayi lahir dengan berat badan lebih rendah daripada standar normal
  • Tumbuh kembang kaki tangan janin yang terganggu, sepeti kaki dan tangan kecil atau tidak terbentuk dengan sempurna
  • Kulit janin yang tidak halus dan mulus, tetapi penuh codetan akibat infeksi pada kulit saat di dalam kandungan
  • Jaringan mata dan otak yang abnormal

Adapun faktor yang dapat meningkatkan risiko kejadian komplikasi cacar air pada ibu hamil tersebut adalah kebiasaan merokok, daya tahan tubuh lemah, menderita penyakit tertentu, mengonsumsi kortikosteroid, dan hamil lebih dari 20 minggu.

Ibu hamil yang menderita infeksi VVZ biasanya memerlukan rawat gabungan dari beberapa dokter spesialis.

Ibu diobati sesuai dengan gejala dan keluhan yang dialami, sementara janin dalam kandungan perlu dimonitor tumbuh kembangnya.

Baca juga: Kenali 9 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir

Cara mencegah cacar air

Beberapa cara bisa dilakukan untuk mencegah infeksi VVZ.

Bagaimana saja?

1. Injeksi protein

Apabila seseorang kontak dengan penderita pada masa infektif, orang tersebut berpotensi tertular infeksi VVZ.

Dokter yang merawat mungkin bisa memberikan injeksi protein sebagai pencegahaan, terutama apabila kontak terjadi dalam kurun waktu 96 jam.

Obat pencegahan dengan injeksi protein tertentu bisa diberikan pada individu yang sangat berisiko tertular cacar air, seperti ibu hamil muda.

Pemilihan pemakian injeksi ini bisa didiskusikan dengan dokter.

Baca juga: 17 Makanan yang Mengandung Protein Tinggi

2. Akses vaksin pencegahaan

Vaksin pencegahaan bisa diberian sebagai bagian dari program imunisasi anak nasional.

Vaksin ini bisa diberikan kepada anak berusia 12 bulan sampai 12 tahun.

Anak berusia 13 tahun ke atas, bisa diberikan 2 suntikan vaksin berbeda dalam sebulan.

Vaksin ini tidak boleh diberikan kepada ibu hamil atau wanita yang mungkin hamil.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
79 Persen Wilayah Indonesia Bebas Malaria, Menkes Optimistis Eliminasi Kasusnya
79 Persen Wilayah Indonesia Bebas Malaria, Menkes Optimistis Eliminasi Kasusnya
Health
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Health
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Health
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Health
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
Health
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Health
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
Health
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Health
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Health
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
Health
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
Health
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau