Secara teoriris, wanita dianggap memasuki fase pre-menopause sebelum memasuki masa menopause.
Pada fase tersebut, kadar hormon kewanitaan mengalami fluktuasi atau naik turun.
Melansir Medical News Today, wanita umumnya tidak mengalami gejala pra-menopause yang khas.
Pada masa pra-menopause, tanda-tanda menopause seperti sering berkeringat terutama di malam hari, susah tidur, atau siklus haid tak teratur belum muncul.
Selama masa pra-menopause, wanita masih mengalami siklus menstruasi rutin, merasakan masa subur, dan gejala sindrom pramenstruasi (PMS).
Baca juga: Rutin Bercinta Setiap Minggu Bisa Menunda Menopause, Kok Bisa?
Beberapa gejala PMS tersebut antara lain:
Untuk mengatasi rasa tak nyaman yang jadi gejala pra-menopause atau PMS, wanita bisa mengonsumsi obat pereda nyeri.
Wanita juga bisa berkonsultasi ke dokter terkait pil kontrasepsi yang tepat untuk mengurangi ketidaknyamanan selama pra-menopause.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan