Riset 2013 yang meneliti 100 siswa sekolah menengah telah membuktikan hal ini. Dalam penelitian itu, periset membagi siswa dalam dua kategori, yakni siswa yang menjadi sukarelawan dan tidak.
Setelah memperhitungkan variabel dan berbagai faktor, peneliti menemukan siswa yang menjadi sukarelawan berisiko lebih rendah mengalami penyakit jantung dan stroke.
Riset 2015 yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Psychological Science menemukan bahwa membantu atau memberi dapat menghilangkan stres. Meskipun ini adalah penelitian kecil, hasilnya bisa memberi pandangan baru.
Dalam risett tersebut, peneliti menemukan orang yang melakukan lebih banyak tindakan kebaikan setiap hari cenderung tidak merasa stres.
Baca juga: Stres Bisa Memicu Vertigo, Begini Cara Mengatasinya
Sebaliknya, pada hari-hari ketika mereka tidak dapat menyelesaikan tindakan kebaikan apa pun justru orang-orang lebih banyak merasakan stres dan hal negatif.
Mskipun studi diperlukan penelitian lanjutan, temuan ini memiliki implikasi yang menjanjikan bagi orang yang mengalami stres tingkat tinggi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.