Kebiasaan terlalu sering berselancar di dunia maya pada akhirnya justru menjauhkan yang dekat. Ini kemudian memunculkan rasa terisolasi secara sosial.
Dikutip dari Live Science, sebuah studi pada 2017 yang menemukan menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial dikaitkan dengan perasaan terisolasi secara sosial.
Baca juga: 7 Tanda Anda Perlu Detoksifikasi Digital
Anda mungkin masih asing dengan istilah doom scrolling. Ini adalah istilah yang baru-baru ini muncul untuk menjelaskan perilaku kecenderungan terus mencari informasi di internet.
Perilaku ini mungkin berhubungan dengan FOMO atau ingin merasa lebih tau dibandingkan orang lain.
Sayangnya, perilaku ini sering kali membuat orang-orang cenderung mengakses berita buruk. Kebiasaan ini bahkan tidak berhenti meskipun Anda merasa depresi, sedih, atau kecewa.
Meskipun gejala khas depresi, seperti kesedihan atau keputusasaan, mudah dikenali, ada gejala yang mungkin kurang terlihat.
Menghabiskan waktu dengan mengakses media sosial memang menyenangkan dan sering membuat lupa waktu.
Tak jarang, demi tenggelam di dunia maya, seseorang merelakan waktu tidurnya.
Sebuah studi pada 2019 membuktikan efek penggunaan media sosial pada pola tidur remaja usia 13 hingga 15 tahun.
Hasilnya, remaja yang menghabiskan 5 jam sehari mengakses media sosial cenderung tidur lebih malam dan mengalami kurang tidur.
Padahal, kurang tidur dan depresi merupakan lingkaran setan yang sulit diputuskan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.