Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Stres Bisa Memicu Gangguan Psikosomatis?

Kompas.com - 12/12/2020, 06:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Pernah merasa seolah sakit parah namun ketika diperiksa dokter tak ada keanehan atau gangguan apapun?

Bisa jadi, hal itu merupakan gejala psikosomatis. Psikosomatis adalah kondisi yang membuat penderitanya seolah mengalami gejala fisik yang nyata karena pengaruh pikiran dan emosi.

Penyakis psikosomatis terjadi karena stres emosional yang menyebabkan rasa sakit fisik atau gejala lain.

Banyak orang mengira psikosomatis adalah khayalan atau hanya ada di pikiran penderitanya saja.

Kenyataanya, gejala fisik psikosomatis itu nyata dan memerlukan pengobatan yang sama dengan penyakit lainnya.

Baca juga: Sakit Leher saat Bangun Tidur, Begini Solusinya

Bagaimana stres memicu psikosomatis?

Saat stres, tubuh akan memproduksi hormon adrenalin dan kortisol yang menyebabkan detak jantung serta tekanan darah meningkat.

Meningkatnya adrenalin dan kortisol juga bisa menekan sistem pencernaan dan memengaruhi sistem kekebalan.

Hal ini bertujuan agar tubuh memiliki banyak energi untuk melawan stres. Setelah penyebab stres hilang, tubuh akan kembali ke kondisi rileks.

Jika stres terus-menerus terjadi, organ dan fungsi tubuh bisa mengalami efek samping.

Apalagi, kecemasan dna depresi bisa menurunkan toleransi tubuh terhadap rasa sakit.

Gejala stres kronis yang sering terjadi, antara lain:

  • sakit kepala
  • migrain
  • ketegangan dan nyeri otot
  • masalah pencernaan seperti diare, sakit perut, dan perubahan nafsu makan
  • masalah atau gangguan tidur
  • perasaan lesu
  • asa sakit
  • masalah pencernaan
  • kelelahan
  • sakit kepala
  • masalah mata.

Stres dan trauma juga dapat memicu gangguan autoimun seperti tiroiditis Hashimoto, psoriasis, radang sendi rematik, dan sebagainya.

Jika dibiarkan berlanjut, psikosomatis bisa memicu berbagai komplikasi seperti:

  • produktivitas menurun
  • kualitas hidup yang lebih rendah
  • depresi mayor
  • memicu ikiran atau tindakan bunuh diri.

Baca juga: Detak Jantung Normal Per Menit sesuai Usia

Bagaimana cara mengatasinya?

Psikosomatis terjadi karena adanya tekanan psikologis. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan meminta bantuan profesional kesehatan mental.

Profesional kesehatan mental biasanya akan menggunakan psikoterapo, khususnya terapi perilaku kognitif (CBT).

CBT dapat membantu pasien untuk mengatasi kesehatan dan gejala fisik, mengurangistres, meningkatkan produktivitas, mengatasi depresi, dan kesehatan mental yang memicu psikosomatis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com