Jika dyspnea parah dan berlanjut selama beberapa waktu, ada risiko gangguan kognitif sementara atau permanen.
Ini juga bisa menjadi tanda munculnya atau memburuknya masalah medis lainnya.
Perawatan dyspnea akan tergantung pada penyebab masalahnya.
Seseorang yang sesak napas karena kelelahan mungkin akan mendapatkan napasnya kembali setelah berhenti dan rileks.
Dalam kasus yang lebih parah, oksigen tambahan akan dibutuhkan.
Mereka yang menderita asma atau PPOK mungkin memiliki bronkodilator penyelamat inhalasi untuk digunakan bila diperlukan.
Bagi mereka dengan kondisi kronis, seperti PPOK, penyedia layanan kesehatan akan bekerja dengan penderita untuk membantu bisa bernapas lebih mudah.
Ini akan melibatkan pengembangan rencana pengobatan yang membantu mencegah episode akut dan memperlambat perkembangan penyakit secara keseluruhan.
Jika dyspnea terkait dengan asma, biasanya dyspnea merespons dengan baik terhadap obat-obatan seperti bronkodilator dan steroid.
Baca juga: 9 Gejala Awal Kanker Paru-paru yang Harus Diwaspadai
Jika disebabkan oleh infeksi seperti pneumonia bakterial, antibiotik dapat meredakan nyeri.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.