“Moto kami sekarang adalah, ‘Sampah Kami Emas Kami’. Warga kini sudah paham, pengumpulan sampah full untuk investasi masa depan,” jelas dia.
Baca juga: Harapan Kesehatan Anak di Balik Kenaikan Harga Rokok
Tak hanya dari penyetoran sampah anorganik ke bank sampah, warga bahkan masih bisa mendapatkan insentif dari hasil pengolahan sampah organik berupa penjualan kompos cair, pupuk padat, maupun tanaman hias.
Sementara itu, Deputi Bisnis Pegadaian Area Solo, Ali Mustaat, menyatakan Pegadaian menawarkan program memilah sampah menjadi emas kepada nasabah bank sampah agar pendapatan warga makin bertambah.
Tabungan emas Pegadaian adalah layanan penitipan saldo emas yang memudahkan masyarakat untuk berinvestasi emas.
Dia berpendapat, saat terjadi kenaikan harga emas seperti saat ini, menabung emas adalah pilihan yang bijak.
Pasalnya, menabung dalam bentuk emas merupakan investasi yang paling menguntungkan dan bersifat likuid (mudah dicairkan).
Ali sangat mendukung keputusan nasabah bank sampah yang berminat menabung emas seperti yang terjadi di Kampung Kitiran.
“Dalam waktu tidak sampai setahun, warga yang rajin menyetor sampah ke bank sampah bisa saja mengumpulkan satu gram emas,” kata dia saat diwawancarai terpisah.
Ali menyebut, memiliki tabungan emas ini sangatlah mudah.
Caranya, warga cukup menyisihkan saldo awal buka rekening minimal Rp10.000 agar bisa berinvestasi 0,01 gram emas dan biaya simpanan sebesar Rp30.000 per tahun.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.