Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klamidia: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Cara Mencegah

Kompas.com - 14/01/2021, 20:09 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Chlamydia atau klamidia adalah penyakit menular seksual (PMS) umum yang disebabkan oleh bakteri.

Orang yang menderita klamidia sering kali tidak menunjukkan gejala luar pada tahap awal.

Faktanya, sekitar 90 persen wanita dan 70 persen pria dengan PMS tidak menunjukkan gejala.

Baca juga: 12 Penyakit Menular Seksual yang Harus Diwaspadai

Tapi, klamidia masih bisa menimbulkan masalah kesehatan nantinya.

Klamidia yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius, jadi penting untuk melakukan pemeriksaan rutin dan berkonsultasi dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan jika Anda memiliki kekhawatiran tentang penyakit ini.

Melansir Mayo Clinic, penyakit klamidia dapat dikaitkan dengan sejumlah komplikasi berikut:

1. Penyakit radang panggul 

Pelvic inflammatory disease (PID) atau penyakit radang panggul adalah infeksi pada rahim dan saluran tuba yang menyebabkan nyeri panggul dan demam.

Infeksi parah mungkin memerlukan rawat inap untuk mendapatkan antibiotik intravena.

PID dapat merusak saluran tuba, ovarium, dan rahim, termasuk serviks.

2. Infeksi di dekat testis (epididimitis)

Infeksi klamidia dapat menyebabkan radang pada tabung melingkar yang terletak di samping setiap testis (epididimis).

Infeksi dapat menyebabkan demam, nyeri skrotum, dan pembengkakan.

Baca juga: Sifilis: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Cara Mencegah

3. Infeksi kelenjar prostat

Meski jarang terjadi, organisme klamidia tetap saja dapat menyebar ke kelenjar prostat pria.

Prostatitis dapat menyebabkan nyeri selama atau setelah berhubungan seks, demam dan menggigil, nyeri saat buang air kecil, dan nyeri punggung bawah.

4. Infeksi pada bayi baru lahir

Infeksi klamidia dapat berpindah dari saluran vagina ke anak selama proses persalinan, menyebabkan pneumonia atau infeksi mata yang serius.

5. Kehamilan ektopik

Kondisi ini terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi ditanamkan dan tumbuh di luar rahim, biasanya di tuba falopi.

Kehamilan perlu diangkat untuk mencegah komplikasi yang mengancam jiwa, seperti tabung yang pecah. Infeksi klamidia meningkatkan risiko ini.

Baca juga: Gonore: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Cara Mencegah

6. Infertilitas atau kemandulan

Infeksi klamidia, bahkan yang tidak menunjukkan tanda atau gejala dapat menyebabkan jaringan parut dan penyumbatan pada saluran tuba, yang dapat membuat wanita tidak subur.

7. Artritis reaktif

Orang yang mengidap Chlamydia trachomatis berisiko lebih tinggi terkena artritis reaktif, yang juga dikenal sebagai sindrom Reiter.

Kondisi ini biasanya memengaruhi persendian, mata, dan uretra, yakni saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke luar tubuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com