KOMPAS.com - Pernahkan Anda mengalami kontraksi otot sehingga tidak bisa mengatur gerakan?
Jika itu terjadi, kemungkinan Anda mengalami distonia. Distonia adalah kelainan neurologis yang menyebabkan kontraksi otot yang berlebihan dan tidak disengaja.
Kontraksi otot ini mengakibatkan gerakan otot dan postur tubuh menjadi tidak normal, sehingga sulit bagi individu untuk mengontrol gerakannya.
Gerakan yang terjadi biasanya berpola dan berulang. Distonia juga bisa menyerang bagian tubuh mana saja, termasuk kelopak mata, wajah, rahang, leher, pita suara, batang tubuh, anggota tubuh, tangan, dan kaki.
Baca juga: 6 Cara Mudah Atasi Nyeri Otot Setelah Olahraga
Tak hanya gerakan dan postur tubuh abnormal, gejala lain distonia juga bisa berupa depresi dan kecemasan.
Berikut berbagai gejala yang kerap terjadi pada pasien distonia:
Bagian tubuh tertekuk atau dipelintir ke posisi tidak normal.
Gerakan tubuh berulang dan berpola, yang mungkin menyerupai tremor.
Gejala dapat memburuk atau hanya terjadi dalam kondisi tertentu. Misalnya, distonia yang terjadi di area tangan mungkin hanya muncul saat menulis atau memainkan alat musik.
Mencoba tugas gerakan di satu sisi tubuh dapat mengaktifkan gejala distonia di sisi yang berlawanan.
Gerakan dan postur akibat ditonia juga bisa diredakan sementara waktu dengan sentuhan lembut atau tindakan spesifik yang disebut trik sensorik.
Hingga saat ini, belum ada pemeriksaan tunggal untuk memastikan diagnosis distonia.
Sebaliknya, diagnosis bergantung pada kemampuan dokter untuk mengamati gejala dan mendapatkan riwayat pasien secara menyeluruh.
Tes medis bisa dilakukan untuk menyingkirkan kondisi atau gangguan lain.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.