Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai, 2 Masalah Indera Penciuman yang Mengganggu Kehidupan Seks

Kompas.com - 04/02/2021, 20:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Tahukah Anda, peradangan atau gangguan di bagian sinus juga memengaruhi kehidupan seksualkita?

Riset dari spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) dari Cleveland Clinic menemukan bahwa rinitis alergi (hayfever) dan rinosinusitis kronis secara signifikan mempengaruhi keinginan untuk berhubungan seks.

Rinitis alergi merupakan peradangan kronis disertai pembengkakan dan gatal pada saluran hidung.

Baca juga: 5 Cara Mencegah Turunnya Gairah Seks

Penyakit ini biasanya terjadi karena alergi debu, serbuk sari, atau bulu yang mengakitbatkan hidung berair dan tersumbat.

Pada rinosinusitis kronis, peradangan juga menyerang sinus dan menyebabkan lendir pada hidung berubah warna, hidung tersumbat, dan tekanan pada wajah.

Rinosinusitis kronis juga bisa dipicu oleh infeksi, alergi, dan iritasi lingkungan lainnya.

Spesialis THT Michael Benniger mengatakan, kondisi ini juga turut memengaruhi hasrat seksual penderitanya.

"Orang dengan gejala ini merasa tidak enak badan, kelelahan kronis dan mungkin tidak bisa tidur nyenyak," katanya.

Akibatnya, gairah seks menurun dan membuat mereka tidak semangat untuk bercinta dengan pasangan.

“Saat Anda mengalami gejala-gejala ini, melakukan sentuhan fisik atau kegiatan intim dengan cara apa pun kemungkinan besar adalah hal terakhir yang ingin Anda lakukan," tambah Benniger.

Ketika indera penciuman terganggu, kita tidak bisa mencium aroma pasangan. Akibatnya, kita menjadi sulit terangsang.

"Indera penciuman memiliki peran sadar dan tidak sadar dalam seks. Pasalnya, indera penciuman berfungsi mengaktifkan feromon yang turut meningkatkan libido," ucapnya.

Ketika indera penciuman terganggu, seperti hidung tersumbat atau pilek, aroma yang membantu meningkatkan gairah seksual juga tak bisa masuk ke hidung.

Bagaimana mengatasinya?

Kabar baiknya, ada banyak cara mudah untuk mengatasi kondisi tersebut. Berikut caranya:

  • menggunakan semprotan steroid intranasal
  • menggunakan leukotrien atau obat untuk alergi dan asma
  • irigasi hidung
  • antibiotik
  • steroid sistemik
  • terapi alergi.

Baca juga: Hati-Hati, Ini 4 Bahaya Seks Anal

Rinitis alergi jarang diobati dengan pembedahan. Namun, rinosinusitis kronis biasanya memerlukan pembedahan invasif minimal yang dapat dilakukan melalui endoskopi, sehingga tidak diperlukan sayatan eksternal.

“Sebelum operasi, 33 persen pasien mengatakan rinosinusitis kronis mempengaruhi libido mereka sepanjang waktu. Setelah operasi, prosentasi tersebut menurun secara signifikan," kata Benninger.

Dengan melakukan pengobatan, hal ini dapat membuat Anda merasa lebih baik secara psikologis tentang kehidupan seksual Anda.

Namun, untuk menemukan metode pengobatan yang tepat kita harus berkonsultasi terleboh dahulu dengan dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com