Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Jenis Penyakit Paru-paru Kronis yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 24/02/2021, 10:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Tidak ada obat untuk penyakit ini, tetapi pengobatan meredakan gejala dan memperlambat perkembangan.

Perawatan dini adalah yang terbaik, itulah sebabnya dokter sekarang secara teratur melakukan skrining untuk penyakit ini.

Pengobatan dan terapi fisik membantu mengencerkan lendir dan mencegah infeksi paru-paru.

Baca juga: 8 Gejala Paru-paru Basah yang Perlu Diwaspadai

6. Pneumonia kronis

Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang ddisebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur.

Mikroorganisme tumbuh dan berkembang di paru-paru, menimbulkan gejala yang merugikan.

Dalam kasus pneumonia, kantung udara menjadi meradang dan mungkin terisi dengan cairan, yang mengganggu aliran oksigen.

Sebagian besar waktu orang pulih dalam beberapa minggu. Namun, terkadang penyakit ini terus berlanjut, dan bahkan bisa mengancam nyawa.

Pneumonia dapat menyerang siapa saja, tetapi kemungkinan besar berkembang pada orang yang paru-parunya sudah rentan karena:

  • Merokok
  • Sistem kekebalan yang melemah
  • Penyakit lain
  • Pembedahan
  • Pneumonia sering kali dapat disembuhkan.

Antibiotik dan obat antivirus dapat membantu dan seiring waktu, istirahat serta pemberian cairan yang tepat diyakini dapat membuat penyakit ini lekas hilang.

Baca juga: 5 Bahaya Nikotin dalam Rokok Elektrik

Namun, dalam beberapa kasus, penyakit ini dapat kembali lagi dan lagi, menjadi penyakit kronis.

Gejala pneumonia kronis meliputi:

  • Batuk darah
  • Kelenjar getah bening bengkak
  • Badan terasa panas dingin
  • Demam

Gejala ini bisa berlanjut selama sebulan atau lebih.

Bahkan jika Anda minum antibiotik, gejalanya bisa kembali setelah Anda menghabiskannya.

Jika perawatan rutin tidak berhasil, dokter Anda mungkin akan merekomendasikan rawat inap sehingga Anda dapat memiliki akses ke perawatan tambahan dan bisa beristirahat secara maksimal.

Baca juga: 8 Gejala Pneumonia yang Perlu Diwaspadai

Beberapa komplikasi dari pneumonia kronis termasuk:

  • Abses paru-paru (kantong nanah di dalam atau di sekitar paru-paru)
  • Peradangan yang tidak terkontrol di tubuh
  • Gagal napas

7. Kanker paru-paru

Kanker paru-paru adalah penyakit di mana sel-sel di paru-paru tumbuh tidak normal, secara bertahap mengembangkan tumor.

Saat tumor semakin membesar dan semakin banyak, mereka dapat mempersulit paru-paru untuk melakukan tugasnya. Pada akhirnya, sel kanker bisa menyebar ke area lain di tubuh.

Melansir Mayo Clinic, kanker paru-paru bisa tumbuh secara perlahan tanpa menimbulkan gejala apa pun.

Gejala yang berkembang sering kali dianggap disebabkan oleh kondisi lain.

Batuk yang mengganggu, misalnya, bisa jadi merupakan gejala kanker paru-paru, tetapi bisa juga disebabkan oleh penyakit paru-paru lain.

Gejala lain yang mungkin dari kanker paru-paru meliputi:

  • Mengi
  • Sesak napas
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
  • Batuk darah

Orang-orang yang paling berisiko mengalami kanker paru-paru adalah mereka yang:

  • Merokok
  • Terkena bahan kimia berbahaya melalui penghirupan
  • Memiliki riwayat keluarga kanker paru-paru
  • Memiliki jenis kanker lain

Perawatan kanker paru-paru sendiri tergantung pada jenis kanker paru-paru yang terjadi dan tingkat keparahannya.

Dokter biasanya akan membuat rencana yang mencakup operasi untuk mengangkat bagian kanker dari paru-paru, kemoterapi, dan radiasi.

Beberapa obat juga dapat membantu menargetkan dan membunuh sel kanker.

Baca juga: Ciri Batuk yang Mengarah pada Gejala Kanker Paru-paru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com