Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa FIK UI Ciptakan Aplikasi Deteksi Gawat Darurat pada Anak di Masa Pandemi

Kompas.com - 06/03/2021, 08:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Kondisi gawat darurat dapat terjadi pada siapa saja. Namun, ketika kondisi ini terjadi pada anak-anak, sering kali mereka belum bisa mengkomunikasikannya dengan cepat dan tepat.

Misalnya saja pada anak yang tersedak, kejang, atau bahkan mengalami henti napas.

Kondisi lain yang sekilas terlihat tidak berbahaya tapi dapat berubah menjadi gawat darurat seperti demam dan diare.

Baca juga: Kejang pada Anak: Penyebab, Pertolongan Pertama, Kapan Perlu Waspada

Terkadang, menentukan kondisi gawat darurat pada anak menjadi hal yang sulit dilakukan. Padahal, kita berkejaran dengan waktu untuk menyelamatkan nyawa.

Dengan metode konvensional, deteksi kegawatdaruratan pada anak membutuhkan waktu lebih dari 1 menit. Hal ini sering kali memperlambat kerja perawat.

Berdasarkan hal ini, mahasiswa magister Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) mencoba merancang aplikasi yang membantu mendeteksi kegawatdaruratan pada anak.

Aplikasi berbasis android yang masih berupa purwarupa tersebut diberi nama Pediatric Assessment Triangle (PAT).

Berdasarkan rilis yang diterima Kompas.com dari FIK UI, aplikasi ini mengkaji first impression pada pasien anak agar perawat segera dapat memberikan pertolongan untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih parah hingga kematian.

Para peneliti merancang aplikasi ini di bawah mentoring Dessie Wanda, S.Kp., M.N., Ph.D yang merupakan dosen di Departemen Keperawatan Anak FIK UI. Dessie berlaku sebagai ketua tim dalam penelitian dan rancangan aplikasi tersebut.

Dalam keterangannya, Dessie menyebut bahwa aplikasi ini dapat mendeteksi kegawatdaruratan pada anak kurang dari 1 menit.

Menurut para peneliti, penggunaan aplikasi ini juga dapat menjadi salah satu solusi untuk meminimalisir transmisi infeksi Covid-19 karena bersifat paper less.

Sistem paperless documentation ini dapat mengurangi kemungkinan transmisi infeksi melalui benda-benda yang ada di IGD.

Dessie juga menjelaskan bahwa proyek purwarupa ini merupakan hasil karya bersama dengan Mahasiswa Peminatan Anak Program Magister FIK UI yang dimulai pada bulan April 2020.

Baca juga: 6 Penyebab Nyeri Dada pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Proyek ini bekerja sama dengan RS Dr. Suyoto dan melibatkan perawat serta tenaga kesehatan lainnya di ruang Instalasi Rawat Darurat (IRD/IGD).

Salah satu perawat yang menggunakan PAT ini mengatakan bahwa PAT sangat membantu mendeteksi pasien dengan kasus kegawatdaruratan pada anak dengan cepat.

Selain itu, pengembangan aplikasi ini sangat sesuai dengan kondisi saat ini dimana hampir semua rumah sakit telah menggunakan sistem rekam medik digital.

Dessie juga menyampaikan bahwa PAT berbasis aplikasi android ini akan segera tersedia di Google AppStore sehingga perawat dan tenaga kesehatan lainnya dapat menggunakan aplikasi ini.

Terakhir, dia juga mengatakan bahwa timnya akan segera mengadakan seminar nasional yang mengundang perawat di seluruh Indonesia untuk mendapatkan paparan tentang PAT berbasis Android ini.

Baca juga: 10 Tanda Dehidrasi pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com