Menurut Johns Hopkins Medicine, komplikasi potensial GERD pada anak, termasuk:
- Masalah pernapasan, seperti asma atau pneumonia
- Kesulitan menambah berat badan dan gizi yang buruk
- Radang esofagus atau esophagitis
- Luka atau borok di kerongkongan yang bisa terasa nyeri dan bisa berdarah
- Kekurangan sel darah merah akibat pendarahan (anemia)
Gejala GERD masa kanak-kanak lebih serius daripada sakit perut sesekali atau muntah yang jarang terjadi.
Menurut Mayo Clinic, GERD mungkin telah dialami bayi di bawah usia 1 tahun dan anak prasekolah jika mereka menunjukkan gejala seperti:
- Menolak makan atau tidak menambah berat badan
- Mengalami kesulitan bernapas
- Dimulai dengan muntah pada usia 6 bulan atau lebih
- Rewel atau nyeri setelah makan
Baca juga: 6 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Asam Lambung
Sementara, GERD mungkin sudah terjadi pada anak-anak dan remaja jika mereka menunjukkan beberapa gejala berikut:
- Mengalami nyeri atau terbakar di dada bagian atas yang disebut heartburn
- Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan saat menelan
- Sering batuk, mengi, atau suara serak
- Mengalami sendawa berlebihan
- Sering mual
- Merasakan asam lambung di tenggorokan
- Merasa seperti ada makanan yang tersangkut di tenggorokan
- Gejala refluks asam lambung memberat saat berbaring
Berbagai gejala GERD pada anak-anak ini harus diperhatikan.
Paparan asam lambung jangka panjang pada lapisan esofagus baik pada anak-anak maupun orang dewasa dapat menyebabkan kondisi prakanker esofagus Barrett.
Hal itu bahkan bisa menyebabkan kanker kerongkongan atau kanker esofagus jika penyakitnya tidak dikendalikan secara efektif, meskipun hal ini jarang terjadi pada anak-anak.
Baca juga: Mengapa Asam Lambung Bisa Menyebabkan Berat Badan Turun?
Untuk melakukan diagnosis GERD pada anak, penyedia layanan kesehatan dapat melakukan pemeriksaan fisik dan memeriksa riwayat kesehatan.
Tes lain mungkin termasuk:
- X-ray dada dapat memeriksa tanda-tanda bahwa isi perut telah berpindah ke paru-paru. Ini disebut aspirasi
- Barium walet. Tes ini mengamati organ-organ di bagian atas sistem pencernaan anak, termasuk kerongkongan, lambung, dan bagian pertama dari usus kecil (duodenum). Anak Anda akan menelan cairan logam yang disebut barium. Barium melapisi organ sehingga dapat dilihat dengan X-ray. Kemudian X-ray digunakan untuk memeriksa tanda-tanda luka, lesi, atau penyumbatan abnormal
- Endoskopi. Tes ini memeriksa bagian dalam saluran pencernaan. Ini menggunakan selang kecil dan fleksibel yang disebut endoskop. Ini memiliki lampu dan lensa kamera di ujungnya. Sampel jaringan dari dalam saluran pencernaan juga dapat diambil untuk pengujian
- Manometri esofagus. Tes ini memeriksa kekuatan otot kerongkongan. Ini dapat melihat apakah anak Anda memiliki masalah dengan refluks atau menelan. Sebuah selang kecil dimasukkan ke dalam lubang hidung anak Anda, kemudian ke tenggorokan dan ke kerongkongan. Kemudian mengukur tekanan yang dibuat otot esofagus saat istirahat
- Pemantauan pH. Tes ini memeriksa pH atau tingkat asam di kerongkongan. Ini mencatat tingkat pH anak Anda selama 24 hingga 48 jam
- Gastric emptying study atau studi pengosongan lambung. Tes ini dilakukan untuk melihat apakah perut anak Anda mengirimkan isinya ke usus kecil dengan baik atau tidak. Pasalnya, pengosongan lambung yang tertunda dapat menyebabkan refluks ke kerongkongan
Baca juga: 5 Olahraga yang Baik untuk Penderita Asam Lambung
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.