Sebelum lahir, bayi sensitif terhadap kerusakan otak yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi pada ibu, gizi buruk, atau kekurangan oksigen.
Kerusakan otak ini bisa mengakibatkan epilepsi atau cerebral palsy.
Epilepsi terkadang dapat dikaitkan dengan gangguan perkembangan, seperti autisme dan neurofibromatosis.
Baca juga: Nonton Star Wars: The Rise of Skywalker, Waspada Epilepsi Fotosensitif
Gejala utama dari epilepsi adalah terjadinya kejang.
Mengutip dari Health Line, kejang yang dialami pun berbeda-beda. Setidaknya ada dua jenis kejang, yakni kejang fokal atau parsial dan kejang menyeluruh.
Gejala pembekuan darah di otak tak hanya sakit kepala. Penderita juga bisa merasakan gangguan penglihatan sampai koordinasi tubuh.
Kejang fokal atau parsial terjadi ketika kejang muncul sebagai akibat dari aktivitas abnormal di satu area otak.
Kejang ini terbagi dalam dua kategori, yakni sebagai berikut.
Disebut juga kejang parsial sederhana, kejang ini tidak menyebabkan hilangnya kesadaran. Kejang jenis ini dapat mengubah emosi, cara melihat, mencium, merasa, dan mendengar.
Selain itu, juga dapat menyebabkan bagian tubuh tersentak secara tidak sengaja, seperti lengan atau kaki.
Kemudian, dampak lainnya adalah gejala sensorik spontan, seperti kesemutan, pusing, dan flashing lights.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.