Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/06/2021, 13:31 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Saat dicurigai ada gejala demam berdarah (DBD), seseorang biasanya disarankan melakukan pemeriksaan kesehatan.

Pemeriksaan demam berdarah ini bertujuan untuk menentukan diagnosis, sebelum direkomendasikan pengobatan DBD.

Deteksi penyakit demam berdarah perlu cepat dan tepat, lantaran penyakit ini bisa berdampak fatal apabila penanganannya tidak tepat atau terlambat.

Baca juga: 9 Penyebab Trombosit Turun, Tak Selalu DBD (Demam Berdarah)

Seperti diketahui, beberapa gejala demam berdarah terkadang mirip dengan penyakit lain, antara lain:

  • Demam tinggi mendadak tanpa sebab jelas selama dua sampai tujuh hari
  • Badan terasa lemah dan lesu
  • Ulu hati terasa sakit
  • Muncul bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang ketika diregangkan
  • Sakit kepala
  • Nyeri saat menggerakan bola mata
  • Nyeri otot atau tulang
  • Muntah
  • Terkadang disertai mimisan atau buang air besar bercampur darah

Jika muncul gejala demam berdarah di atas, ada baiknya penderita segera dibawa ke dokter untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.

Baca juga: 5 Pertolongan Pertama dan Pengobatan Demam Berdarah (DBD)

Melansir Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue di Indonesia oleh Kementerian Kesehatan, berikut beberapa jenis pemeriksaan demam berdarah (DBD):

1. Cek darah DBD

Pemeriksaan demam berdarah salah satunya cek darah di laboratorium untuk memeriksa kadar leukosit, trombosit, dan hematokrit.

Berikut penjelasan cek darah DBD yang mengarah pada gejala demam berdarah:

  • Leukosit

Jumlah leukosit terkadang normal, tapi biasanya menurun dengan dominansi sel neutrofil. Selain itu, jumlah sel limfosit atipikat atau plasma biru lebih dari 4% pada hari ketiga sampai ketujuh gejala DBD muncul.

  • Trombosit

Kadar trombosit turun di bawah 100.000 keping per mikroliter darah pada hari ketiga sampai hari ketujuh sakit. Pemeriksaan trombosit perlu diulang setiap 4-6 jam sampai nilai trombosit normal.

  • Hematokrit

Nilai hematokrit (Ht) meningkat lebih dari 20%, misalkan nilai Ht dari 35% jadi 42%. Untuk mendapatkan perhitungan selisih nilai hematokrit tertinggi dan terendah, biasanya dilakukan pemeriksaan sampai hari ketujuh.

Baca juga: 4 Ciri-ciri Bintik Merah Demam Berdarah (DBD)

2. Radiologi

Pada pemeriksaan radiologi dengan rontgen dada, dideteksi adanya efusi pleura di paru-paru sebelah kanan penderita.

Saat dilakukan USG, terdeteksi adanya penebalan dinding kantong empedu dan efusi pleura penderita.

3. Pemeriksaan serologi

Pemeriksaan serologi digunakan untuk mendeteksi timbulnya antibodi pada penderita yang terinfeksi virus dengue, antara lain:

  • Uji serologi Hemaglutinasi Inhibisi (HI) digunakan sebagai standar uji demam berdarah. Pemeriksaan ini memerlukan dua sampel darah, pengambilan sampel perlu dilakukan pada fase akut dan fase penyembuhan.
  • Pemeriksaan cepat atau rapid test Elisa (IgM/IgG) digunakan untuk menentukan rasio limit antibodi dengue IgM terhadap IgG. Uji ini cukup dilakukan sekali dengan pengambilan sampel darah di fase akut DBD.

Apabila hasil pemeriksaan demam berdarah dari dokter menunjukkan penderita positif demam berdarah, pasien segera diberikan perawatan.

Pengobatan demam berdarah biasanya ditujukan untuk mengatasi kehilangan cairan plasma akibat pendarahan.

Tergantung kondisi, pasien demam berdarah bisa berobat jalan atau dilakukan perawatan di rumah sakit.

Baca juga: 12 Gejala DBD (Demam Berdarah), Tak Hanya Demam Tinggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com