Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/06/2021, 09:00 WIB
Galih Pangestu Jati,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Morning sickness adalah penyebab paling umum dari muntah selama kehamilan.

Terlepas dari namanya, morning sickness bisa terjadi kapan saja sepanjang hari.

Kondisi ini dialami oleh 7 dari 10 wanita hamil, biasanya selama 14 minggu pertama kehamilan.

Beberapa wanita mengalami hiperemesis gravidarum, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan mual dan muntah yang parah.

Diare dan muntah saat hamil dapat disebabkan oleh perubahan pola makan, perubahan hormonal, dan kepekaan makanan baru.

Vitamin prenatal juga menyebabkan diare pada beberapa orang.

Gejala ini juga bisa disebabkan oleh gastroenteritis, yang umum terjadi selama kehamilan.

6. Makan berlebihan

Makan atau minum secara berlebihan dapat menyebabkan diare dan muntah.

Baca juga: Normalkah Anak Muntah Setelah Menangis?

Selain itu, biasanya akan dibarengi dengan beberapa gejala berikut.

  • perasaan kenyang yang tidak nyaman
  • gangguan pencernaan
  • bersendawa
  • maag

Jenis makanan yang dikonsumsi juga penting.

Mengonsumsi makanan berminyak atau bergula dalam jumlah besar dapat mengiritasi perut dan menyebabkan diare dan muntah.

Jika sudah memiliki kondisi gastrointestinal, makan berlebihan bahkan lebih mungkin menyebabkan gejala-gejala lain, seperti IBS, tukak lambung, refluks asam, dan GERD.

7. Obat-obatan

Diare dan muntah adalah efek samping dari banyak obat.

Kondisi ini bisa jadi karena cara kerja obat atau karena obat mengandung zat aditif yang mengiritasi perut.

Baca juga: Suar Muntah Darah, Kisah Dahlan Iskan Menjadi Penyintas Kanker Hati

Pengobatan yang umumnya menyebabkan diare dan muntah antara lain sebagai berikut.

  • antibiotik tertentu
  • obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDS) , seperti ibuprofen (Advil) dan aspirin (Bufferin)
  • obat kemoterapi
  • metformin (Glucophage, Fortamet)

Antibiotik dapat menyebabkan muntah dan diare karena membunuh bakteri "baik" yang biasanya hidup di saluran pencernaan.

Hal ini memungkinkan bakteri yang disebut Clostridium difficile tumbuh terlalu banyak sehingga menyebabkan gejala yang mirip dengan keracunan makanan yang parah.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com