KOMPAS.com - Daya ingat seseorang memang berangsur-angsur menurun seiring bertambahnya usia.
Di samping itu, beberapa makanan terbukti memiliki efek negatif terhadap otak, memengaruhi memori dan suasana hati, serta meningkatkan risiko demensia.
Oleh karena itu, seseorang harus mengurangi konsumsi makanan-makanan ini untuk menjaga daya ingatnya.
Baca juga: 14 Cara Meningkatkan Daya Ingat Secara Alami
Berikut ini beberapa makanan dan minuman yang memiliki potensi menurunkan daya ingat, seperti dilansir dari Healthline.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asupan minuman manis hanya akan menambah lingkar pinggang, meningkatkan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan memiliki efek negatif terhadap otak.
Menurut sebuah studi berjudul “High-sugar diets, type 2 diabetes and Alzheimer's disease”, asupan minuman manis yang berlebihan dapat meningkatkan kemungkinan terkena diabetes tipe 2 yang juga meningkatkan risiko Alzheimer.
Selain itu, penelitian lain berjudul “Glucose Levels and Risk of Dementia” menunjukkan bahwa kadar gula darah yang tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko demensia, bahkan pada orang tanpa diabetes.
Komponen utama dari banyak minuman manis adalah sirup jagung fruktosa tinggi yang terdiri 55 persen fruktosa dan 45 persen glukosa.
Asupan fruktosa yang tinggi dapat menyebabkan obesitas, tekanan darah tinggi, lemak darah tinggi, diabetes, dan disfungsi arteri.
Aspek-aspek sindrom metabolik ini dapat menyebabkan peningkatan risiko jangka panjang demensia.
Penelitian pada hewan telah menunjukkan bahwa asupan fruktosa tinggi dapat menyebabkan resistensi insulin di otak, serta penurunan fungsi otak, memori, belajar, dan pembentukan neuron otak.
Baca juga: 8 Manfaat Sarapan, Pasok Energi hingga Tingkatkan Daya Ingat
Karbohidrat jenis ini umumnya memiliki indeks glikemik (GI) yang tinggi.
Dengan demikian, tubuh akan mencerna secara cepat dan menyebabkan terjadinya lonjakan gula darah.
Selain itu, ketika dimakan dalam jumlah yang lebih besar, makanan ini sering memiliki beban glikemik (GL) yang tinggi.
GL mengacu pada seberapa banyak makanan meningkatkan kadar gula darah, berdasarkan ukuran porsi.
Makanan yang tinggi GI dan tinggi GL dapat merusak otak.
Penelitian berjudul “Diet-Induced Cognitive Deficits: The Role of Fat and Sugar, Potential Mechanisms and Nutritional Interventions” menunjukkan bahwa hanya satu kali makan dengan beban glikemik tinggi dapat merusak memori pada anak-anak dan orang dewasa.
Studi lain pada mahasiswa yang sehat menemukan bahwa mereka yang memiliki asupan lemak dan gula rafinasi yang lebih tinggi juga memiliki ingatan yang lebih buruk.
Efek pada memori ini mungkin disebabkan oleh peradangan hipokampus, bagian otak yang mempengaruhi beberapa aspek memori, serta respons terhadap isyarat lapar dan kenyang.
Baca juga: Memahami Penyebab Brain Fog atau Lupa Ingatan Mendadak pada Wanita
Lemak trans adalah jenis lemak tak jenuh yang dapat berdampak buruk pada kesehatan otak.
Lemak yang dimaksud di sini adalah lemak trans yang diproduksi secara industri atau dikenal sebagai minyak nabati terhidrogenasi.
Lemak trans buatan ini dapat ditemukan dalam shortening, margarin, frosting, makanan ringan, kue siap pakai, dan kue kering kemasan.
Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi lemak trans berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit alzheimer, penurunan memori, penurunan volume otak, dan penurunan kognitif.
Sebuah studi terhadap 38 wanita berjudul “Habitual fat intake predicts memory function in younger women” menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi lebih banyak lemak jenuh dibandingkan dengan lemak tak jenuh memiliki kinerja memori yang lebih buruk.
Makanan olahan cenderung tinggi gula, lemak, dan garam.
Beberapa contoh makanan jenis ini antara lain keripik, permen, mi instan, popcorn, saus, dan makanan cepat saji.
Makanan ini biasanya tinggi kalori dan rendah nutrisi lainnya.
Biasanya makanan olahan menyebabkan kenaikan berat badan yang dapat memiliki efek negatif pada kesehatan otak.
Baca juga: Cara Membuat Ingatan Tersimpan Lebih Lama di Otak
Sebuah studi berjudul “Visceral adipose tissue is associated with microstructural brain tissue damage” menemukan bahwa peningkatan lemak di sekitar organ, atau lemak visceral, dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
Selain itu, studi lain berjudul “Microstructural Brain Tissue Damage in Metabolic Syndrome” menemukan ada penurunan terukur pada jaringan otak, bahkan pada tahap awal sindrom metabolik.
Ketika dikonsumsi dalam jumlah sedang, alkohol bisa memberi efek menenangkan.
Namun, konsumsi berlebihan dapat memiliki efek serius pada otak.
Penelitian berjudul “Alcohol and the Human Brain: A Systematic Review of Different Neuroimaging Methods” menunjukkan, konsumsi alkohol berlebih dapat menyebabkan pengurangan volume otak, perubahan metabolisme, dan gangguan neurotransmiter, yakni bahan kimia yang digunakan otak untuk berkomunikasi.
Sebuah studi lain berjudul “Clinical and pathological features of alcohol-related brain damage” mengungkapkan, orang dengan alkoholisme sering kekurangan vitamin B1.
Hal ini dapat menyebabkan gangguan otak yang disebut ensefalopati Wernicke, yang pada gilirannya dapat berkembang menjadi sindrom Korsakoff.
Sindrom ini dapat menyebabkan kehilangan ingatan, gangguan penglihatan, kebingungan, dan ketidakstabilan.