Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/07/2021, 07:31 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Daging merah seperti daging sapi, kambing, dan domba dapat menambah asupan protein, vitamin B-12, zat besi, dan zinc yang berguna bagi tubuh.

Kendati punya manfaat bagi tubuh, kebanyakan daging merah juga tak baik bagi kesehatan. Untuk itu, konsumsinya perlu dibatasi.

Melansir EatThis, sejumlah organisasi kesehatan memberikan rekomendasi batas aman konsumsi daging merah.

Ahli dari World Cancer Research dan American Institute for Cancer Research menyarankan makan daging idealnya cukup tiga kali seminggu dengan takaran 300-500 gram per minggu.

Baca juga: 7 Tanda-tanda Terlalu Banyak Makan Daging

Makan daging berlebihan bisa memberikan dampak negatif bagi tubuh, terutama dalam jangka panjang.

Berikut efek kebanyakan makan daging merah bagi kesehatan yang perlu diwaspadai:

1. Sembelit

Melansir The Healthy, daging merah sangat minim kandungan serat bila dibandingkan dengan buah dan sayur.

Efek kebanyakan makan daging yang segera bisa dirasakan yakni sembelit. Untuk mengantisipasinya, hindari konsumsi daging berlebihan dan imbangi dengan asupan kaya serat.

Selalu perhatikan pola makan bergizi lengkap dan seimbang dengan komposisi karbohidrat, seperti nasi merah, sayur, buah, dan protein seperti daging merah.

2. Mengantuk

Protein adalah salah satu sumber energi yang lebih lama dicerna ketimbang karbohidrat.

Otak biasanya mengandalkan glukosa untuk sumber energi yang cepat diserap tubuh.

Pasokan energi dapat terhambat ketika tubuh kebanyakan protein yang lambat dicerna seperti daging.

Efeknya, energi yang sampai ke otak jadi lebih lama, sehingga rasanya jadi kurang fokus, mengantuk, dan kelelahan.

Baca juga: Apakah Ibu Hamil Boleh Makan Daging Kambing?

3. Meningkatkan risiko penyakit jantung

Sejumlah studi menunjukkan, kebanyakan makan daging merah dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Menurut para ahli dari American Heart Association, daging merah memiliki lebih banyak lemak jenuh daripada sumber protein lain, seperti ayam, ikan, atau kacang-kacangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com