KOMPAS.com - Berhasil melewati fase kritis usai dinyatakan Covid-19 memang hal menyenangkan.
Namun, terkadang hal tersebut juga bisa menimbulkan ketakutan yang berpengaruh pada kondisi mental.
Pasien COVID-19 yang telah dikonfirmasi memiliki gejala seperti penyesalan dan kebencian, kesepian dan ketidakberdayaan, depresi, kecemasan, fobia, gelisah, dendam dan kurang tidur.
Hal tersebut bisa saja berlanjut meski mereka telah dinyatakan sembuh.
Karena itu, dibutuhkan langkah khsusu agar mereka yang telah sembuh dari Covid-19 tidak mengalami gangguan kesehatan mental.
Baca juga: 4 Cara Mengencangkan Payudara Secara Alami
Mereka yang baru saja dinyatakan sembuh dari Covid sangat membutuhkan dukungan lingkungan sekitar, terutama dukungan keluarga.
Saat dinyatakan positif Covid-19, pasien membutuhkan dukungan keluarga dalam bentuk perhatian dan tidak melakukan penolakan terhadap anggota keluarganya, namun lebih banyak menguatkan bisa melewati sakit dengan mudah.
Mereja juga harus mendapatkan ruangan tersendiri agar dapat melakukan isolasi secara mandiri, menyiapkan berbagai fasilitas dan kebutuhan agar mampu menghadapi proses penyembuhan dengan baik.
Selain itu, keluarga tetap harus mendapatkan informasi benar tentang status anggota keluarganya yang sembuh, dan memberikan nomor hotline untuk mendapatkan layanan psikologi secara daring.
Dari segi sosial, pasien dan keluarganya tidak dijauhkan dari interaksi sosial, tidak melakukan penolakan atau tetap memberikan kesempatan sebagai warga di lingkungannya, dan saling meyakinkan satu dengan yang lain tentang perlunya kehati-hatian.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.