Bahkan, setelah 3 bulan menyusui, ibu yang menyusui cenderung akan mengalami peningkatan pembakaran lemak dibandingkan ibu yang tidak menyusui. Meskipun perbedaannya mungkin tidak signifikan.
Baca juga: 6 Bahaya Obesitas pada Anak yang Perlu Diwaspadai
7. Menyusui membantu rahim berkontraksi
Selama kehamilan, rahim ibu menjadi tumbuh sangat besar hingga mengisi hampir seluruh ruang perut.
Setelah melahirkan, rahim ibu kemudian mengalami proses yang disebut involusi, yang membantunya kembali ke ukuran sebelumnya.
Oksitosin, hormon yang meningkat selama kehamilan akan membantu mendorong proses involusi ini.
Tubuh ibu mengeluarkan oksitosin dalam jumlah tinggi selama persalinan untuk membantu melahirkan bayi dan mengurangi pendarahan. Hormon ini juga dapat membantu ibu menjalin ikatan dengan sang buah hati.
Kadar oksitosin diketahui dapat pula meningkat selama menyusui. Peningkatan ini mendorong kontraksi rahim dan mengurangi pendarahan, membantu rahim kembali ke ukuran sebelumnya.
Baca juga: 3 Penyebab Obesitas pada Anak dan Cara Mengatasinya
Penelitian juga menunjukkan bahwa ibu yang menyusui pada umumnya memiliki lebih sedikit kehilangan darah setelah melahirkan dan involusi rahim lebih cepat.
8. Ibu yang menyusui memiliki risiko lebih rendah untuk depresi
Depresi postpartum (PPD) adalah jenis depresi yang dapat berkembang segera setelah melahirkan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.