Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Komplikasi Hipotiroid dan Hipertiroid yang Penting Dikenali

Kompas.com - 05/09/2021, 21:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Hipotiroid dan hipertiroid adalah kondisi yang tak boleh dibiarkan begitu saja karena bisa menyebabkan komplikasi tidak menyenangkan.

Hipotiroid adalah kondisi ketika Anda memiliki tiroid yang kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon.

Sedangkan hipertiroid adalah kondisi ketika Anda memiliki tiroid yang terlalu aktif dan menghasilkan terlalu banyak hormon.

Baca juga: Beda Penyebab Hipotiroid dan Hipertiroid yang Penting Dikenali

Kelenjar tiroid sendiri adalah organ berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak di pangkal leher, tepat di bawah jakun.

Melansir Medical News Today, salah satu fungsi kelenjar tiroid adalah untuk menghasilkan hormon.

Dua dari hormon yang diproduksi kelenjar ini, yakni triiodotironina (T3) dan tiroksin (T4) berfungsi untuk banyak hal.

Ini termasuk:

  • Mengatur metabolisme tubuh
  • Membantu fungsi jantung, otak, dan organ lainnya
  • Memiliki dampak besar pada hampir setiap sel di tubuh

Dalam sistem tubuh, kelenjar tiroid diatur oleh kelenjar pituitari di otak.

Kelenjar pituitari menghasilkan hormon yang disebut thyroid-stimulating hormone (TSH) untuk memberitahu tiroid membuat lebih banyak T3 dan T4.

Ketika salah satu bagian dari sistem ini rusak atau tidak berfungsi, kelenjar tiroid dapat menghasilkan terlalu sedikit atau terlalu banyak hormon tiroid.

Kejadian hipotiroid maupun hipertiroid dapat menyebabkan gejala di seluruh tubuh. Kondisi ini sebaiknya segera ditangani agar tidak menimbulkan komplikasi.

Baca juga: Beda Gejala Hipotiroid dan Hipertiroid yang Penting Dikenali

Berikut ini adalah sejumlah komplikasi hipotiroid dan hipertiroid yang dapat terjadi:

1. Komplikasi hipotiroid

Melansir Very Well Health, ada beberapa kondisi tidak menyenangkan yang bisa menjadi komplikasi hipotiroidisme.

Ini mungkin termasuk:

  • Gondok: Kelenjar tiroid yang membesar mungkin terasa seperti benjolan di tenggorokan. Gondok besar akan terasa lunak dan bengkak. Dalam kasus yang jarang terjadi, gondok bisa membuat penderita sulit menelan atau bernapas
  • Masalah kehamilan: Siklus menstruasi yang tidak teratur dapat menyebabkan infertilitas. Selain itu, hipotiroid bisa meningkatkan risiko keguguran, solusio plasenta, persalinan dini, dan kematian bayi
  • Neuropati perifer: Kerusakan saraf, berpotensi dari retensi cairan dan pembengkakan, menyebabkan mati rasa, sensasi kesemutan, kelemahan, dan hipersensitivitas terhadap sentuhan atau suhu
  • Anemia: Kekurangan hormon tiroid bisa mengganggu produksi sel darah merah sumsum tulang yang menyebabkan anemia. Gejalanya meliputi kelelahan, kulit pucat, detak jantung cepat atau tidak teratur, merasa pingsan, dan sesak napas
  • Kolesterol tinggi: Hipotiroid bisa menyebabkan tubuh tidak dapat memproses kolesterol dengan baik. Kondisi ini pada gilirannya bisa menyebabkan tingginya kadar kolesterol jahat (LDL) dan kolesterol total dalam darah
  • Penyakit otot: Hipotiroid juga bisa menyebabkan nyeri dan kekakuan otot, serta disertai dengan kelemahan otot. Kondisi ini pun dapat berdampak besar pada fungsi dan kehidupan sehari-hari
  • Koma miksedema: Ini adalah konsekuensi yang berpotensi fatal dari hipotiroidisme parah akibat infeksi, masalah jantung, atau stresor fisik lainnya. Gejalanya termasuk suhu tubuh dan tekanan darah rendah, detak jantung lambat, dan tidak responsif karena fungsi banyak organ yang buruk

Baca juga: 9 Penyebab Gondok yang Perlu Diwaspadai

2. Komplikasi hipertiroid

Beberapa komplikasi hipertiroidisme mungkin bisa serupa dengan komplikasi hipotiroidisme.

Berikut adalah sejumlah kondisi yang bisa menjadi komplikasi hipertiroid:

  • Gondok: Seperti pada hipotiroidisme, gondok menyebabkan perasaan ada benjolan di tenggorokan, mungkin menyakitkan, dan dapat mengganggu menelan atau bernapas
  • Masalah kehamilan: Hipertiroid tingkat sedang hingga berat dapat menyebabkan preeklamsia, persalinan dini, bayi kecil, lahir mati, dan kemungkinan cacat lahir.
  • Hipertiroidisme neonatus: Ketika wanita yang membawa bayi menderita penyakit Graves, bayi mereka mungkin dilahirkan dengan hipertiroidisme atau bahkan mengembangkannya sebelum lahir. Hal ini dapat menyebabkan berat badan lahir rendah, kepala yang sangat kecil, detak jantung yang cepat, iritabilitas, kurang tidur, akumulasi cairan yang berbahaya (hidrops janin)
  • Osteoporosis: Tulang yang lemah bisa membuat penderita lebih rentan terhadap kejadian patah tulang
  • Fibrilasi atrium: Hipertiroid dapat menyebabkan irama jantung tidak normal yang pada gilirannya bisa menyebabkan gagal jantung atau stroke
  • Thyroid storm: Badai tiroid adalah komplikasi hipertiroid yang berpotensi mematikan. Kondisi ini dapat dipicu oleh kombinasi hipertiroidisme yang tidak diobati dan infeksi, pembedahan, atau trauma. Gejala badai tiroid antara lain dapat termasuk detak jantung sangat cepat, demam tinggi, agitasi, diare, delirium, dan mungkin penurunan kesadaran. Untungnya, badai tiroid dilaporkan jangan terjadi

Baca juga: 5 Gejala Gondok yang Perlu Diwaspadai

Jika ingin tak mengalami komplikasi, siapa saja sangat diajurkan untuk dapat berkonsultasi dengan dokter ketika mencurigai diri mengalami gejala hipertiroid atau gejala hipotiroid.

Dokter dapat membantu menentukan penyebab hipotiroid maupun penyebab hipertiroid pada masing-masing pasien dan memberikan rekomendasi pengobatan terbaik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com