Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara Pertolongan Pertama Saat Digigit Ular yang Tepat Menurut Ahli

Kompas.com - 14/09/2021, 10:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Digigit ular adalah keadaan darurat yang membutuhkan penanganan segera.

Sayangnya, pemahaman masyarakat mengenai cara pertolongan pertama saat digigit ular yang tepat dirasa masih sangat minim.

Hal itu pun bisa mengakibatkan penambahan jumlah kasus kematian akibat gigitan ular

Baca juga: Sering jadi Jamu, Ini Bahaya Fatal Minum Ramuan Darah Ular Kobra

Langkah pertolongan pertama saat digigit ular yang tepat

Pakar Gigitan Ular dan Toksikologi, Dr. dr. Tri Maharani, M.Si. Sp.EM, menilai banyak orang keliru dengan mengira racun dari ular masuk ke tubuh manusia melalui pembuluh darah. Padahal racun itu masuk melalui kelenjar getah bening.

Dia melihat kekeliruan pemahaman tersebut akhirnya menghasilkan banyak mitos atau informasi yang salah mengenai langkah pertolongan pertama yang tepat saat digigit ular. Misalnya, langsung memijat, mengikat, atau menghisap darah dari area yang tergigit ular.

"Padahal perlakuan tersebut justru memudahkan racun dari ular untuk menyebar ke bagian tubuh lain dan dapat memperburuk kondisi korban," jelas Maha, sapaan akrab Tri Maharini saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/9/2021).

Dia menerangkan, pada dasarnya racun yang masuk melalui kelenjar getah bening dapat menyebar jika terjadi pergerakkan atau kontraksi otot pada bagian tubuh yang tergigit.

Oleh karena itu, melakukan imobilisasi atau membuat bagian tubuh yang tergigit tidak bergerak sepenuhnya menjadi pertolongan pertama yang paling tepat.

Dengan melakukan imobilisasi, kata Maha, racun yang masuk akan berhenti pada area gigitan saja dan memudahkan fungsi pertahanan tubuh untuk mengeluarkannya secara mikro seperti zat asing lainnya.

Untuk melakukan imobilisasi, bidai atau bilah kayu yang bisa ditemukan di sekitar pasien dapat digunakan untuk mengurangi pergerakan bagian tubuh yang tergigit ular. Jika gigitan ada di bagian tangan, sling atau gendongan bisa dipakai.

“Setelah mendapat pertolongan pertama, tanpa terkecuali pasien harus segera dibawa ke fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan medis,” jelas dia.

Baca juga: 13 Cara Mengurangi Risiko Terkena Infeksi yang Baik Dilakukan

Dampak gigitan ular

Maha menegaskan apa pun jenis ularnya, berbisa atau tidak, korban gigitan ular tetap harus segera mendapatkan perawatan medis.

Menurut dia, tingkat keparahan dampak dari gigitan ular dapat dibagi menjadi beberapa tahap, diantaranya:

  • Rendah menimbulkan kecacatan
  • Berpotensi menimbulkan cacat
  • Memiliki fatalitas tinggi atau kematian

Baca juga: Rabies: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Cara Mencegah

Tingkat keparahan di atas akan sangat bergantung dengan faktor-faktor berikut:

  • Spesies dan ukuran ular
  • Jenis racun
  • Jumlah atau tingkat dosis racun ular yang masuk ke tubuh
  • Ketepatan pertolongan pertama dan perawatan yang diberikan

"Nah, ada beberapa faktor yang tidak bisa dideteksi tanpa peralatan dan perawatan medis profesional. Maka dari itu, gigitan ular termasuk sebagai kondisi emergency," terang dia.

Bahkan, bekas gigitan dari ular yang tidak berbisa juga dapat menyebabkan infeksi jika tidak segera ditangani dengan tepat.

Maha mengungkapkan bahwa jumlah spesies ular di Indonesia sangat banyak.

Sehingga, bagi masyarakat awam mungkin akan kesulitan untuk dapat membedakan jenis-jenis ular ini hanya melalui pertimbangan fisik seperti warna atau bentuk kepala ular.

"Jadi jangan pernah mengabaikan kondisi tergigit ular dengan jenis atau spesies apa pun dengan hanya mengandalkan perawatan rumahan," saran dia.

Untuk diingat sekali lagi, setelah melakukan cara pertolongan pertama saat digigit ular dengan tepat, siapa saja penting membawa pasien ke fasilitas kesehatan untuk menerima perawatan medis.

Baca juga: Keringat Dingin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com