Pasalnya, pernapasan yang baik dapat membuat tubuh lebih rileks.
Seperti diketahui, ketika mengalami serangan panik, seseorang mungkin akan menunjukkan gejala napas menjadi tidak teratur.
3. Temui psikolog atau psikiater
Apabila gejala yang muncul akibat melihat darah sampai menimbulkan ketidaknyamanan dan berpengaruh pada kualitas hidup, seseorang dirasa perlu bertemu dengan tenaga profesional, seperti psikolog atau psikiater.
Jennyfer menyampaikan, tenaga profesional bisa membantu pasien dengan melakukan psikoterapi, seperti psikoterapi kognitif, terapi pemaparan, teknik relaksasi, atau pemberian obat-obatan.
Psikoterapi ini diharapkan dapat mengatasi rasa takut dan kecemasan berlebihan terhadap darah, mengendalikan diri saat terjadi serangan panik, serta mengantisipasi kekambuhan gejala.
Baca juga: 8 Makanan untuk Meningkatkan Hormon Serotonin, Bikin Mood Lebih baik
“Sebaiknya siapa saja yang mengalami gejala fisik terkait dengan ketakutan terhadap darah, bisa menemui tenaga profesional. Tidakself-diagnose atas apa yang tengah dialami,” jelas Jennyfer.
Tenaga kesehatan bisa membantu memastikan kondisi yang dialami pasien dan memberikan saran penanganan terbaik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.