Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/11/2021, 18:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Penyebab mengi bisa bermacam-macam.

Mengi adalah suara nyaring, siulan kasar, atau derak yang dihasilkan napas saat saluran pernapasan tersumbat sebagian.

Beberapa mengi hanya dapat didengar dengan stetoskop oleh dokter.

Baca juga: 12 Penyebab Sesak Napas, Bukan Hanya Gejala Covid-19

Tapi, mengi seringkali dapat didengar langsung dengan telinga.

Dilansir dari Cleveland Clinic, mengi biasanya lebih jelas terdengat saat penderitanya menghembuskan napas, tapi juga bisa terdengar saat penderitanya menarik atau menghidup napas.

Nada atau suara mengi dapat bervariasi tergantung pada bagian mana dari sisten pernapasan yang tersumbat atau menyempit.

Penyempitan pada sistem pernapasan bagian atas dapat membuat mengi lebih terdengar kasar atau serak.

Sementara, penyempitan pada sistem pernapasan pada bagian yang lebih bawah bisa membuat mengi bernada lebih musikal, mirip dengan suara alat musik tiup klarinet.

Untuk diketahui, siapa saja dari bayi hingga orang dewasa lanjut usia (lansia) bisa saja menderita mengi.

Mengi bahkan cukup umum terjadi pada bayi. Diperkirakan hingga 25 - 30 persen bayi dilaporkan mengalami mengi di tahun pertama kehidupan mereka.

Mengi mungkin lebih sering terjadi pada bayi karena saluran udara mereka yang lebih kecil.

Di samping itu, anak-anak di bawah dua tahun sering mengalami mengi karena rentan terkena bronkiolitis yang disebabkan oleh infeksi pernapasan virus dan peradangan.

Pada orang dewasa, perokok dan penderita emfisema (penyakit kronis akibat kerusakan pada alveolus) atau gagal jantung paling rentan mengalami mengi.

Baca juga: 8 Gejala Awal PPOK yang Perlu Diwaspadai

Penyebab mengi

Peradangan dan penyempitan saluran udara di lokasi mana pun, mulai dari tenggorokan hingga paru-paru pada dasarnya dapat menjadi penyebab mengi.

Merangkum Mayo Clinic, penyebab paling umum dari mengi berulang adalah asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com