KOMPAS.com - Covid-19 tidak hanya dapat memengaruhi organ vital manusia, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan kulit.
Dalam sebuah studi baru-baru ini, yang muncul di British Journal of Dermatology sekelompok peneliti bekerja sama dengan British Association of Dermatologists mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang manifestasi kulit yang terkait dengan Covid-19.
Hubungan antara Covid-19 dan pegaruhnya terhadap kulit pertama kali ditemukan di China pada fase awal wabah.
Awalnya, tampaknya perubahan kulit relatif jarang terjadi.
Dalam satu analisis dari Februari 2020, misalnya, para peneliti melaporkan ruam pada kurang dari 0,2 persen dari 1.099 orang dengan Covid-19 yang dikonfirmasi laboratorium di 552 rumah sakit.
Tak lama setelah itu, pada bulan Maret, sebuah studi mengidentifikasi "manifestasi kulit" pada 18 dari 88 pasien, atau 20,4 persen, yang menerima perawatan untuk Covid-19 di satu rumah sakit di Italia.
Baca juga: 5 Ciri-ciri Infeksi HIV pada Kulit
Sejak itu, sejumlah lainnya studi telah mengidentifikasi perubahan kulit berkaitan dengan Covid-19.
Namun, dilansir dari Medical News Today, beberapa dari laporan ini hanya mencakup jumlah peserta yang terbatas.
Kemudian, penulis studi baru-baru ini mengambil data dari aplikasi khusus yang merekam gejala Covid-19.
Aplikasi ini mengumpulkan banyak data, termasuk informasi tentang usia peserta, jenis kelamin, etnis, berat badan, tinggi badan, kesehatan umum, dan penggunaan obat-obatan, serta apakah orang tersebut adalah petugas kesehatan atau bukan.
Sejak Mei 2020, aplikasi telah meminta pengguna untuk melaporkan pengujian dan hasil SARS-CoV-2.
Seseorang juga dapat melaporkan gejala apa pun terkait penyakit Covid-19 yang dideritanya.
Secara keseluruhan, para peneliti memiliki akses ke data dari 336.847 pengguna aplikasi, 17.407 di antaranya telah menjalani tes SARS-CoV-2, baik positif maupun negatif.
Para ilmuwan juga memasukkan data dari 54.652 orang yang telah mendaftarkan setidaknya satu gejala Covid-19 tetapi belum melakukan tes.
Para penulis menyebut grup ini sebagai “pengguna yang belum diuji gejalanya.”
Baca juga: Benarkah Air Mani Dapat Bermanfaat untuk Kesehatan Kulit?