Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Gejala Kanker Paru-paru Stadium 2

Kompas.com - 05/12/2021, 10:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.comKanker paru-paru terjadi ketika sel-sel di bagian tertentu dari paru-paru dan saluran udara tumbuh dan membelah di luar kendali.

Seperti kita tahu, paru-paru adalah bagian dari sistem pernapasan.

Sistem pernapasan mencakup organ dan jaringan yang membantu seseorang mengambil oksigen dan membuang karbon dioksida.

Ketika seseorang bernapas, udara masuk melalui hidung atau mulut dan berjalan melalui trakea (tenggorokan) ke saluran udara yang lebih kecil yang disebut bronkus.

Bronkus memiliki cabang yang disebut bronkiolus dan rongga berbentuk cekung yang disebut alveoli.

Kanker paru-paru biasanya terbentuk di sel-sel yang melapisi saluran udara yang lebih kecil, seperti bronkus, dan bagian-bagian tertentu dari paru-paru, seperti bronkiolus atau alveoli.

Baca juga: 13 Gejala Kanker Paru-paru pada Wanita yang Perlu Diwaspadai

Apa itu kanker paru-paru stadium 2?

Melansir dari Medical News Today, ada dua jenis utama kanker paru-paru, yakni kanker paru-paru sel kecil (SCLC) dan kanker paru-paru non-sel kecil (NSCLC).

Data dari American Cancer Society (ACS), NSCLC adalah tipe yang paling umum, yakni mencapai 80 hingga 80 persen dari total kasus.

Dokter membagijenis NSCLC menjadi empat tahap untuk menunjukkan seberapa banyak kanker telah menyebar.

Untuk mengklasifikasikan stadium NSCLC, dokter mempertimbangkan ukuran tumor, apakah kanker telah menyebar, dan ke mana ia menyebar.

Stadium kanker juga membantu mereka untuk memutuskan pilihan pengobatan yang dibutuhkan seseorang dan pandangan potensial mereka.

Dokter memecah NSCLC stadium 2 menjadi dua subtahap, yakni subtahap 2A dan 2B.

Kanker paru-paru stadium dua biasanya berukuran lebih dari 4 cm dan telah menyebar ke kelenjar getah bening terdekat atau struktur lain.

Sementara itu, SCLC menyebar lebih cepat dan tumbuh lebih cepat daripada NSCLC.

Namun, angkanya memang lebih kecil, yakni menyumbang sekitar 10-15 persen dari semua kasus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com