KOMPAS.com - Bukan rahasia lagi bahwa alkohol memiliki efek negatif pada tubuh. Bahkan, efek alkohol bisa bertahan lama.
Dalam urin, alkohol dapat dideteksi dari 12 hingga 130 jam jika seseorang telah minum berlebihan.
Phosphatidylethanol (PEth), biomarker yang mencerminkan asupan alkohol, dapat dideteksi hingga 14 hari dalam urin.
Alkohol dapat dideteksi dari 12 hingga 24 jam dalam napas, serta dalam air liur. Dan ketika diuji di rambut, terutama di bagian akar, alkohol bisa dideteksi hingga 90 hari setelah seseorang berhenti minum.
Baca juga: Rabun
Saat kita mengonsumsi alkohol, perut dan liver adalah organ utama yang akan memetabolismenya. Berikut yang terjadi pada perut dan liver saat kita mengonsumsi alkohol:
Saat mengonsumsi alkohol, perut adalah organ pertama yang menampung cairan tersebut.
Beberapa orang memiliki enzim perut yang memecah alkohol. Enzim-enzim ini membantu mengalihkan sebagian alkohol agar tidak masuk ke aliran darah Anda.
Tetapi tidak semua orang memiliki enzim ini, yang dikenal sebagai alkohol dehidrogenase (ADH) dan aldehida dehidrogenase (ALDH).
Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita cenderung memiliki tingkat ADH yang lebih rendah daripada pria.
Orang yang sering minum alkohol juga memiliki kadar ADH yang lebih rendah daripada orang yang jarang atau tidak pernah minum.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.