KOMPAS.com - Di Indonesia makan makanan pedas seperti sudah menjadi ciri khas.
Hampir di semua menu makanan sehari-hari itu pedas dengan cabai sebagai bumbu utamanya.
Makanan pedas memang memiliki kebaikan bagi kesehatan, seperti meningkatkan metabolisme dan kesehatan jantung.
Namun, makanan pedas juga memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia, seperti diare dan berjerawat.
Mengutip Cleveland Clinic, sebagian besar penelitian tentang makanan pedas berfokus pada capsaicin.
Capsaicin adalah senyawa yang terkandung dalam cabai dan bumbu dapur lainnya yang memberikan rasa pedas dan panas.
Berikut ulasan dari temuan penelitian itu tentang 5 manfaat dan 5 bahaya dari kebiasaan makan pedas yang melansir dari berbagai sumber:
Baca juga: Hobi Makan Pedas, Ini 4 Manfaat yang Akan Kamu Dapatkan
Mengutip Cleveland Clinic, beberapa penelitian telah menemukan bahwa capsaicin meningkatkan kemampuan tubuh untuk memecah lemak dan membakar lebih banyak energi.
Sehingga, ahli gizi Amerika Serikat Patricia Bridget Lane mengatakan makanan pedas tersebut bisa membantu menurunkan berat badan dan menjaga berat badan.
Mengutip Insider, tinjauan 20 studi pada 2012 menemukan bahwa capsaicin dapat membantu tubuh membakar Anda sekitar 50 kalori ekstra per hari.
Para peneliti kemudian menyimpulkan bahwa capsaicin dari makanan pedas ini dapat memberikan hasil signifikan untuk penurunan berat badan selama 1 atau 2 tahun, sebagai bagian dari program menjaga berat badan.
Baca juga: Makan Pedas Saat Hamil Bisa Picu Keguguran, Mitos atau Fakta?
Dengan membantu memecah lemak dalam makanan, sehingga makanan pedas juga dapat meningkatkan kesehatan jantung, sebagaimana yang dikutip dari Clevel and Clinic.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makanan pedas dapat mengurangi risiko penyakit, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes tipe 2.
Sebuah studi pada 2017 dari University of Vermont meneliti hubungan antara kesehatan jantung dan konsumsi cabai merah selama 6 tahun.
Ditemukan bahwa orang yang rutin makan cabai itu memiliki kemungkinan kematian 13 persen lebih rendah akibat penyakit jantung atau stroke.
Mengutip Pennmedicine, orang yang kebiasaan makan pedas terbukti memiliki kadar LDL (low-density lipoprotein) yang lebih rendah.
LDL terkadang disebut kolesterol jahat, karena meningkatkan risiko penyakit jantung.
Baca juga: Buang Air Besar Berdarah setelah Makan Pedas, Kenapa Begitu?
Mengutip Cleveland Clinic, capsaicin dalam makanan pedas sebenarnya baik untuk mikrobioma di usus manusia.