Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Manfaat dan Bahaya dari Kebiasaan Makan Pedas

Kompas.com - 20/12/2021, 16:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Di Indonesia makan makanan pedas seperti sudah menjadi ciri khas.

Hampir di semua menu makanan sehari-hari itu pedas dengan cabai sebagai bumbu utamanya.

Makanan pedas memang memiliki kebaikan bagi kesehatan, seperti meningkatkan metabolisme dan kesehatan jantung.

Namun, makanan pedas juga memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia, seperti diare dan berjerawat.

Mengutip Cleveland Clinic, sebagian besar penelitian tentang makanan pedas berfokus pada capsaicin.

Capsaicin adalah senyawa yang terkandung dalam cabai dan bumbu dapur lainnya yang memberikan rasa pedas dan panas.

Berikut ulasan dari temuan penelitian itu tentang 5 manfaat dan 5 bahaya dari kebiasaan makan pedas yang melansir dari berbagai sumber:

Baca juga: Hobi Makan Pedas, Ini 4 Manfaat yang Akan Kamu Dapatkan

5 Kebaikan dari kebiasaan makan pedas

Meningkatkan metabolisme tubuh dan penurunan berat badan

Mengutip Cleveland Clinic, beberapa penelitian telah menemukan bahwa capsaicin meningkatkan kemampuan tubuh untuk memecah lemak dan membakar lebih banyak energi.

Sehingga, ahli gizi Amerika Serikat Patricia Bridget Lane mengatakan makanan pedas tersebut bisa membantu menurunkan berat badan dan menjaga berat badan.

Mengutip Insider, tinjauan 20 studi pada 2012 menemukan bahwa capsaicin dapat membantu tubuh membakar Anda sekitar 50 kalori ekstra per hari.

Para peneliti kemudian menyimpulkan bahwa capsaicin dari makanan pedas ini dapat memberikan hasil signifikan untuk penurunan berat badan selama 1 atau 2 tahun, sebagai bagian dari program menjaga berat badan.

Baca juga: Makan Pedas Saat Hamil Bisa Picu Keguguran, Mitos atau Fakta?

Meningkatkan kesehatan jantung

Dengan membantu memecah lemak dalam makanan, sehingga makanan pedas juga dapat meningkatkan kesehatan jantung, sebagaimana yang dikutip dari Clevel and Clinic.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makanan pedas dapat mengurangi risiko penyakit, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes tipe 2.

Sebuah studi pada 2017 dari University of Vermont meneliti hubungan antara kesehatan jantung dan konsumsi cabai merah selama 6 tahun.

Ditemukan bahwa orang yang rutin makan cabai itu memiliki kemungkinan kematian 13 persen lebih rendah akibat penyakit jantung atau stroke.

Mengutip Pennmedicine, orang yang kebiasaan makan pedas terbukti memiliki kadar LDL (low-density lipoprotein) yang lebih rendah.

LDL terkadang disebut kolesterol jahat, karena meningkatkan risiko penyakit jantung.

Baca juga: Buang Air Besar Berdarah setelah Makan Pedas, Kenapa Begitu?

Meningkatkan mikrobioma

Mengutip Cleveland Clinic, capsaicin dalam makanan pedas sebenarnya baik untuk mikrobioma di usus manusia.

Mikrobioma adalah komunitas bakteri dan mikroba lain yang berfungsi penting untuk kekebalan dan aspek kesehatan lainnya.

Ahli gizi Amerika Serikat Patricia Bridget Lane mengatakan bahwa capsaicin dapat merangsang flora usus yang baik dan memiliki efek positif pada saluran pencernaan.

Sebuah studi 2006 menemukan capsaicin dapat meningkatkan aliran darah ke lapisan saluran pencernaan dan melindunginya dari kerusakan.

Ahli makanan tardaftar di Orlando, Ashlee Wright mengatakan makanan pedas juga dapat bertindak sebagai antioksidan, mengurangi peradangan, dan membantu proses pencernaan.

Manfaat ini sangat membantu bagi siapa saja dengan penyakit iritasi usus (IBD), seperti penyakit Crohn atau kolitis ulserativa, yang berhubungan dengan peradangan.

Namun, penting untuk berdiskusi dengan dokter dan melihat bagaimana tubuh bereaksi terhadap makanan pedas sebelum menggunakannya untuk mengobati suatu penyakit.

Baca juga: 3 Cara Mudah Mengatasi Sakit Perut Setelah Makan Pedas

Mengurangi rasa nyeri

Mengutip Cleveland Clinic, makan makanan pedas tidak hanya dapat meningkatkan kesehatan, tetapi aplikasi topikal lotion yang berasal dari makanan pedas juga dapat membantu menghilangkan rasa sakit.

Umumnya topikal lotion digunakan untuk mengatasi gatal dan peradangan pada kulit.

Topikal artinya obat ini ditujukan hanya untuk pemakaian luar.

Ahli diet terdaftar dan pendiri Real Nutrition, Amy Shapiro, mengatakan capsaicin topikal membantu memblokir pesan ke saraf untuk membantu mengurangi sensasi rasa sakit.

"Ini juga dapat menghilangkan rasa sakit akibat kerusakan saraf atau kondisi kulit lainnya," ujar Shapiro.

Sebuah studi 2011 menemukan bahwa aplikasi 60 menit dari patch konsentrasi tinggi yang mengandung 8 persen capsaicin memberikan pereda nyeri yang efektif pada pasien dengan nyeri neuropatik (saraf) hingga 12 minggu.

Aplikasi topikal capsaicin juga dapat meredakan nyeri pada orang dengan:

  1. Fibromyalgia: penyakit yang ditandai oleh rasa nyeri di sekujur tubuh, disertai rasa lelah dan gangguan tidur.
  2. Keseleo
  3. Cedera otot
  4. Radang sendi

Baca juga: Jangan Takut Makan Pedas, Studi Buktikan Bisa Kurangi Risiko Stroke

Meningkatkan harapan hidup

Mengutip Insider, terdapat sebuah studi 2015 yang melibatkan orang dewasa China tentang dampak makan pedas terhadap harapan hidup.

Ditemukan bahwa mereka yang mengonsumsi makanan pedas hampir setiap hari memiliki risiko kematian dini 14 persen lebih rendah dari pada mereka yang mengonsumsinya sekali seminggu.

Ahli diet terdaftar dan pendiri Real Nutrition, Amy Shapiro mengatakan ini kemungkinan karena efek anti-inflamasi, yang meningkatan kesehatan jantung, dan penurunan obesitas.

Studi 2017 dari University of Vermont menemukan temuan serupa tentang harapan hidup dari kebiasaan makan pedas.

Namun, ahli makanan tardaftar di Orlando, Ashlee Wright mengatakan bahwa faktor kebiasaan lainnya perlu dipertimbangkan.

Baca juga: Mengapa Susu Ampuh Redakan Pedas daripada Air Biasa?

5 bahaya dari kebiasaan makan pedas

Memiliki efek pencahar

Mengutip Eat This, sebuah penelitian ilmiah menemukan bahwa capsaicin yang dikonsumsi secara berlebihan dapat mengiritasi lapisan perut setelah memakannya.

Gejala yang dihasilkan dari terlalu banyak makan pedas, meliputi mual, muntah, sakit perut, dan diare.

Menyebabkan jerawat dan eksim

Mengutip Insider, bahan-bahan pedas, saus, dan hidangan dapat menyebabkan iritasi kulit yang serius dan juga dapat menyebabkan peradangan pada kondisi kulit yang ada.

Secara khusus, efek samping yang mungkin dialami dari makan makanan pedas yaitu dapat meningkatkan peluang seseorang berjerawat.

Seorang dokter kulit yang berbasis di Florida, Rebecca Tung, MD membenarkan bahwa makanan pedas dapat memicu jerawat.

Setelah makan pedas, suhu tubuh naik dan menghasilkan keringat, yang memicu pelepasan minyak di kulit.

Kotoran dan bakteri terperangkap oleh minyak tersebut, memperburuk kondisi kulit seperti jerawat.

Baca juga: Mengapa Hidung Meler ketika Makan Makanan Pedas?

Menyebabkan insomnia

Mengutip Insider, makanan pedas diketahui menyebabkan mulas yang bisa diperparah saat mencoba untuk tidur.

Berbaring memudahkan asam di perut mengalir kembali dan membakar lapisan, kerongkongan.

Sehingga, rasa tidak nyaman akibat mulas bisa membuat seseorang sulit tidur.

Untuk menghindarinya, usahakan untuk tidak makan makanan pedas terlalu larut malam.

Direktur pelaksana dan salah satu pendiri NYC Surgical Associates Dr David Greuner, MD menyarankan untuk berdiri dan sedikit berjalan-jalan setelah makan pedas.

Dapat memengaruhi suara

Mengutip Insider, makan makanan pedas dapat menyebabkan pita suara meradang dan suara serak.

Selain mengiritasi tenggorokan, makanan pedas dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan karena refluks asam yang dapat dipicunya.

Memicu gastritis akut

Mengutip Insider, gastritis terjadi ketika lapisan perut meradang yang bisa disebabkan oleh kebiasaan makan pedas.

Gejalanya meliputi mual, muntah, dan rasa penuh di perut bagian atas setelah makan.

Untuk menghindari gastritis akut, bisa mencoba untuk mengurangi jumlah makanan pedas yang dimakan.

Baca juga: 4 Penyebab Hidung Meler Setelah Makan, Tak Hanya Makanan Pedas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com