Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana PMS mempengaruhi gangguan bipolar?

Kompas.com - 24/12/2021, 10:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Gangguan bipolar (BD) adalah kondisi kesehatan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem.

Selama siklus menstruasi, seseorang yang mengalami gangguan bipolar mungkin mengalami gejala yang lebih buruk.

Hal ini membuat periode pramenstruasi, atau waktu sebelum menstruasi, menjadi sangat sulit bagi sebagian orang.

Fluktuasi hormon selama siklus menstruasi mungkin bertanggung jawab untuk ini.

Lalu, apa itu gangguan bipolar?

Gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati, konsentrasi, dan tingkat energi.

Perubahan ini memengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan tugas sehari-hari.

Baca juga: Tak Hanya Faktor Genetik, Berikut Berbagai Penyebab Bipolar

Melansir dari Medical News Today, gangguan bipolar biasanya didiagnosis oleh dokter, psikolog, atau psikoterapis pada masa remaja akhir atau dewasa awal.

Namun, kondisi ini juga bisa muncul selama kehamilan atau setelah melahirkan.

Meskipun gejala dapat dikelola dengan rencana perawatan, perawatan seumur hidup biasanya diperlukan.

PMS dan gangguan dysphoric pramenstruasi (PMDD)

Siklus menstruasi seseorang berlangsung kurang lebih 28 hari.

Siklus ini dipecah menjadi dua bagian, yakni fase folikular dan fase luteal.

Paruh pertama siklus adalah fase folikular.

Hal ini ditandai dengan rendahnya tingkat progesteron, hormon pro-kehamilan.

Tingkat estradiol, sejenis estrogen, meningkat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com