Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Pap Smear, Pemeriksaan Penting untuk Deteksi Kanker Rahim

Kompas.com - 26/12/2021, 07:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Pap smear adalah prosedur skrining untuk kanker serviks.

Pap smear dilakukan untuk mendeteksi adanya keberadaan sel prakanker atau kanker di leher rahim wanita.

Prosedur pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sel-sel dari leher rahim secara perlahan dan diperiksa di laboratorium untuk mendeteksi kanker.

Baca juga: Tahap Motorik Kasar Anak 0-5 Tahun dan Cara Menstimulasinya

Siapa yang membutuhkan pap smear?

Berdasarkan data The American Cancer Society, pap smear seharusnya dilakukan saat wanita mulai menginjak usia 25 tahun.

Beberapa wanita mungkin berisiko lebih tinggi terkena kanker atau infeksi.

Seorang wanita juga perlu melakukan pap smear lebih rutin jika Anda positif HIV dan punya sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat kemoterapi atau transplantasi organ.

Berapa kali sebaiknya melakukan pap smear?

Berdasarkan data Cleveland Clinic, seberapa sering kita harus melakukan pap smear tergantung pada berbagai faktor, terutama usia.

Untuk wanita yang berada di bahwa 21 tahun, pap smear tidak terlalu diperlukan. Jika Anda adalah wanita berusia 21 hingga 29 tahun, Anda sebaiknya melakukan pap smear setiap tiga tahun sekali.

Jika berada di usia 30 hingga 65 tahun, sebaiknya Anda melakukan pap smear setiap tiga tahun sekali dan tes HPV setiap 5 tahun sekali.

Wanita yang telah menjalani histerektomi dengan pengangkatan serviks dan tidak memiliki riwayat kanker serviks tidak memerlukan skrining.

Yang terjadi selama pap smear

Pap smear bisa sedikit tidak nyaman, tetapi prosedurnya berlangsung sangat cepat.

Selama prosedur, Anda harus berbaring telentang dengan kaki terentang dan kaki bertumpu pada penyangga yang disebut sanggurdi.

Setelah itu, dokter perlahan akan memasukkan alat yang disebut spekulum ke dalam vagina Anda. Perangkat ini membuat dinding vagina tetap terbuka dan memberikan akses ke serviks.

Dokter akan mengikis sampel kecil sel dari leher rahim Anda. Ada beberapa cara dokter Anda dapat mengambil sampel ini.

Baca juga: Cauda Equina Syndrome

Ada yang menggunakan alat yang disebut spatula atau kuas. Namun, adapula yang
menggunakan alat yang disebut cytobrush, yang merupakan kombinasi spatula dan sikat.

Setelah dokter mengambil sampel kecil dari leher rahim, sampel tersebut akan diperiksa di laboratorium untuk melihat adanya risiko kanker.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Health
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Health
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Health
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Health
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Health
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Health
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Health
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Health
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Health
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Health
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau