Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Diastema, Terjadinya Celah di Gigi Depan

Kompas.com - 01/01/2022, 06:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

Anak-anak yang mengisap ibu jarinya dapat membentuk celah karena gerakan mengisap memberi tekanan pada gigi depan sehingga menyebabkan mereka menarik ke depan.

Baca juga: 8 Penyebab Menggertakkan Gigi Saat Tidur

Pada anak yang lebih besar dan orang dewasa, diastema dapat berkembang dari refleks menelan yang salah.

Alih-alih lidah memposisikan dirinya di langit-langit mulut saat menelan, lidah bisa mendorong gigi depan.

Dokter gigi menyebut ini sebagai dorongan lidah.

Ini mungkin tampak seperti refleks yang tidak berbahaya, tetapi terlalu banyak tekanan pada gigi depan dapat menyebabkan pemisahan.

Diastema juga dapat berkembang dari penyakit gusi yang merupakan jenis infeksi.

Dalam hal ini, peradangan merusak gusi dan jaringan penyangga gigi.

Hal ini dapat menyebabkan kehilangan gigi dan celah di antara gigi.

Tanda-tanda penyakit gusi termasuk gusi merah dan bengkak, keropos tulang, gigi goyang, dan gusi berdarah.

Gejala

Satu-satunya indikasi diastema adalah celah yang terlihat di antara gigi.

Jika gigi menjadi longgar karena penyakit gusi, orang tersebut mungkin mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan, terutama saat makan.

Gejala lain dari penyakit gusi meliputi:

  • gusi merah cerah
  • gusi bengkak dan lunak
  • gusi berdarah
  • gusi surut
  • bau mulut
  • gigi goyang

Penanganan

Penanganan untuk diastema mungkin tidak diperlukan, terutama jika celah muncul dari ketidaksesuaian antara ukuran gigi dan tulang rahang, atau jika itu disebabkan oleh hilangnya gigi sulung.

Jika perawatan tidak diperlukan secara medis, tetapi orang tersebut ingin menutup celah karena alasan estetika, dokter gigi dapat membantu menentukan pendekatan terbaik.

Pilihan pengobatan meliputi:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com