Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Kelebihan Dopamin Bikin Halusinasi dan Berkaitan dengan Skizofrenia?

Kompas.com - 15/01/2022, 18:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Dopamin memiliki banyak fungsi bagi tubuh, yang bila kelebihan dapat memicu halusinasi yang menjadi gejala skizofrenia

Dopamin adalah neurotrasmitter dalam otak.

Mengutip Medical News Today, dopamin berfungsi sebagai sinyal kimia untuk mengidentifikasi dan mengoordinasikan jenis sel saraf tertentu di seluruh otak, sumsum tulang belakang, dan saraf perifer.

Ketika neurotransmitter mencapai sel target, ia menempel pada reseptor spesifik dan memicu tindakan tertentu di dalam sel.

Otak melepaskan dopamin sebagai respons terhadap semua jenis hadiah dan selama aktivitas yang menyenangkan.

Dopamin dapat berperan dalam motivasi, keinginan, dan hasrat. Ini juga berperan dalam gerakan otot, suasana hati, dan pengambilan keputusan.

Mengutip Verywell Health, salah satu akibat dari kelebihan dopamin adalah dapat menyebabkan terjadinya halusinasi.

Baca juga: Skizofrenia

Pengertian halusinasi

Halusinasi adalah pengalaman sensorik yang tampak nyata, tetapi diciptakan oleh pikiran kita sendiri.

Mengutip Healthline, gejala halusinasi bisa disebabkan oleh penyakit mental, efek samping obat-obatan, atau penyakit fisik, seperti epilepsi atau gangguan penggunaan alkohol.

Misalnya, mendengar suara yang tidak dapat didengar orang lain di ruangan itu atau melihat gambar yang tidak nyata.

Jenis-jenis halusinasi

Mengutip Healthline, halusinasi dapat mempengaruhi kelima indra manusia, yaitu visual, penciuman, gustatorik, pendengaran, dan taktil.

  • Halusinasi visual

Halusinasi visual melibatkan melihat hal-hal yang tidak ada. Halusinasi dapat berupa objek, pola visual, orang, atau cahaya.

Misalnya, individu mungkin melihat seseorang yang tidak ada di dalam ruangan atau lampu berkedip yang tidak dapat dilihat orang lain.

  • Halusinasi penciuman

Halusinasi penciuman melibatkan indera penciuman manusia.

Individu mungkin mencium bau yang tidak sedap saat bangun di tengah malam atau merasa tubuh mengeluarkan bau tertentu, padahal tidak.

Jenis halusinasi ini juga dapat mencakup aroma yang menurut seseorang menyenangkan, seperti aroma bunga.

Baca juga: Skizofrenia Paranoid

  • Halusinasi gustatorik

Halusinasi gustatorik mirip dengan halusinasi penciuman, tetapi mereka melibatkan indera perasa, bukan penciuman.

Rasa yang diecap seringkali aneh atau tidak menyenangkan, seperti rasa logam.

Halusinasi gustatorik adalah gejala yang relatif umum bagi penderita epilepsi.

  • Halusinasi pendengaran

Halusinasi pendengaran adalah salah satu jenis halusinasi yang paling umum.

Seseorang mungkin mendengar ada orang lain berbicara kepadanya atau menyuruhnya melakukan hal-hal tertentu. Suara itu mungkin marah, netral, atau hangat.

Contoh lain dari jenis halusinasi ini termasuk mendengar suara gerakan, seperti seseorang berjalan di loteng atau suara klik atau ketukan berulang kali.

  • Halusinasi taktil

Halusinasi taktil melibatkan perasaan sentuhan atau gerakan di tubuh.

Misalnya, seseorang mungkin merasa bahwa serangga merayap di kulitnya atau organ dalamnya bergerak.

Bisa juga mungkin merasa ada seseorang yang menyentuh tubuhnya.

Baca juga: Halusinasi: Penyebab, Jenis, hingga Cara Mengatasinya

Penyakit skizofrenia

Dalam sebuah penelitian terjadinya halusinasi terkait dengan produksi dopamin yang berlebihan dalam otak seseorang.

Sementara itu, halusinasi merupakan salah satu gejala yang mencolok pada penderita penyakit skizofrenia.

Skizofrenia adalah kondisi kesehatan jiwa seseorang yang dapat menyebabkan gangguan pada proses berpikir, persepsi, respon emosi, dan interaksi sosial.

Mengutip Medical News Today, skizofrenia sering muncul pada usia remaja menjelang dewasa atau dewasa awal.

Mengutip Science Daily, sejumlah peneliti menemukan bahwa peningkatan kadar dopamin dapat membuat beberapa orang lebih mengandalkan harapan, yang kemudian dapat mengakibatkan halusinasi.

Penemuan itu merupakan hasil penelitian terhadap sejumlah pasien skizofrenia yang dilakukan oleh para peneliti dari Columbia University Irving Medical Center (CUIMC) dan New York State Psychiatric Institute (NYSPI).

Baca juga: Detoks Dopamin, Cara Lepaskan Diri Dari Kesenangan Sementara

"Otak kita menggunakan pengalaman sebelumnya untuk menghasilkan ekspektasi sensorik yang membantu mengisi celah ketika suara atau gambar terdistorsi atau tidak jelas," kata Guillermo Horga, asisten profesor psikiatri klinis di CUIMC dan psikiater penelitian di NYSPI.

Namun pada individu dengan skizofrenia, lanjutnya, proses tersebut diubah dan mengarah ke distorsi persepsi yang ekstrim.

Misalnya, orang tersebut berhalusinasi seolah-olah mendengar suara yang sebenarnya tidak ada.

Lebih lanjut, sementara halusinasi seperti itu sering berhasil diobati dengan obat antipsikotik yang memblokir neurotransmitter dopamin di struktur otak yang dikenal sebagai striatum.

Para peneliti juga membuat percobaan yang menginduksi ilusi pendengaran kepada sejumlah orang sehat dan penderita skizofrenia.

Mereka meneliti tentang bagaimana membangun atau menghancurkan ekspektasi indrawi dapat mengubah kekuatan ilusi tersebut.

Mereka juga mengukur pelepasan dopamin sebelum dan sesudah pemberian obat yang merangsang pelepasan dopamin.

"Semua orang memiliki beberapa distorsi persepsi, tetapi hasil ini menunjukkan bahwa kelebihan dopamin dapat memperburuk persepsi kita yang terdistorsi," kata Dr Horga.

Baca juga: Gejala Skizofrenia pada Anak, Berbeda dari Orang Dewasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com