Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/02/2022, 18:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Seiring berkembangnya zaman, hampir semua dari kita mengalami kecanduan gadget baik usia dewasa atau anak-anak, yang kemudian berdampak pada kesehatan.

Mengutip Everyday Health, peneliti University of California menemukan bahwa sebagian besar dari kita menyerap informasi 3 kali lebih banyak setiap hari dibandingkan dengan 50 tahun yang lalu.

Berikut dampak kecanduan gadget pada kesehatan yang merugikan:

Baca juga: Cara Mudah Atasi Kecanduan Gadget

1. Sindrom penglihatan komputer

Mengutip WebMD, mata manusia akan mengalami sindrom penglihatan komputer, jika selama berjam-jam menatap layar gadget secara setiap hari.

Tanda-tanda sindrom penglihatan komputer, meliputi:

  • Mata lelah
  • Iritasi mata
  • Penglihatan kabur
  • Penglihatan ganda

Sindrom ini bisa cukup mengganggu, meski kondisinya mungkin tidak permanen.

Lindungi kesehatan mata dengan melakukan langkah-langkah berikut:

Pastikan kacamata atau lensa kontak yang kamu gunakan dapat melindungi mata dari radiasi layar gadget.

Menggunakan lensa kacamata yang dapat membantu meningkatkan persepsi kontras serta menyaring cahaya silau dan reflektif untuk mengurangi gejala ketegangan mata.

Baca juga: 6 Cara Sehat Gunakan Gadget

2. Insomnia

Mengutip WebMD, insomnia juga menjadi dampak kecanduan gadget yang terjadi karena kebiasaan bekerja hingga larut malam dengan laptop, yang dapat merusak jam tidur.

Sementara, satu studi menunjukkan bahwa bermain video game akan menekan tingkat melatonin.

Melatonin adalah hormon yang berperan dalam mengatur siklus tidur dan bangun kita.

Bersantai berjam-jam di depan TV juga akan mempengaruhi pola tidur.

Sebuah studi menunjukkan bahwa remaja yang menonton televisi 3 jam atau lebih setiap hari memiliki risiko yang meningkat secara signifikan dalam masalah tidur.

Biasanya itu sering terjadi pada awal masa dewasa.

Baca juga: 6 Cara Jaga Kesehatan Mata Ketika Terlalu Lama Main Game di Gadget

3. Cedera berulang (repetitive stress injury)

Mengutip WebMD, dampak kecanduan gadget dapat mengakibatkan:

  • Iritasi tendon
  • Pembengkakan yang dapat menekan saraf.

Sebab, gerakan kecil yang konstan yang diperlukan untuk menggerakkan mouse atau mengetik pada keyboard.

Sedikitnya setengah jam setiap hari menggunakan mouse komputer dapat menempatkan kita pada risiko rasa sakit berulang di bahu, lengan, atau tangan.

Mary Barbe seorang profesor di departemen anatomi dan biologi sel di Temple University, Philadelphia mengatakan cedera berulang dapat mempengaruhi seluruh tubuh, bukan hanya bagian yang digunakan secara berlebihan.

Sel-sel tubuh yang cedera melepaskan zat yang disebut sitokin, yang berjalan melalui aliran darah.

Sitokin adalah protein yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh untuk melakukan berbagai fungsi penting dalam penanda sinyal sel.

"Jika Anda memiliki cukup ini (sitokin) beredar dalam aliran darah Anda, maka mereka dapat menjadi racun bagi sel-sel saraf dan sel-sel lain," kata Barbe.

Baca juga: 8 Cara Cegah Mata Kering Akibat Penggunaan Gadget

4. Obesitas

Dampak kecanduan gadget juga dapat meningkatkan risiko individu mengalami obesitas.

Mengutip WebMD, ada hubungan yang lebih langsung antara obesitas dan gaya hidup digital.

Itu berasal dari menghabiskan terlalu banyak waktu dengan gadget.

Di zaman sekarang rutinitas melibatkan gadget, bahkan di waktu istirahat.

Di saat istirahat, alih-alih pergi keluar rumah atau bertemu dengan alam, kita sering kali kembali menggunakan gadget untuk video game, belanja, atau bersosialisasi.

Hal itu kemudian dikaitkan dengan kecenderungan sifat konsumtif terhadap makanan, ditambah tubuh kurang bergerak.

Jason Mendoza, asisten profesor pediatri di Baylor College of Medicine meneliti dengan membandingkan berat badan anak-anak prasekolah yang menggunakan komputer dan yang tidak.

Dia menemukan bahwa anak-anak yang cenderung ketergantungan pada komputer, memiliki berta badan yang lebih gemuk.

Baca juga: Selain Kecanduan, Pengguna Ganja Lebih Berisiko Alami Stroke

5. Gangguan pendengaran

Mengutip WebMD, dampak kecanduan gadget dapat meningkatkan risiko gangguan pendengaran karena terbangun kebiasaan untuk mendengarkan musik baik saat di rumah saja atau sedang berjalan-jalan.

Robert E Novak, kepala departemen ilmu bicara, bahasa, dan pendengaran di Purdue University menguji pendengaran para mahasiswanya.

Dia menemukan terlalu banyak orang usia muda dengan fungsi telinga seperti orang yang lebih tua, karena hilangnya kemampuan untuk mendengar frekuensi tinggi yang biasanya terjadi pada akhir usia paruh baya.

Novak mengatakan orang-orang tersebut biasanya mendengarkan musik melalui headphone pada 85 hingga 110 desibel.

"Bukan hanya tingkat kebisingannya, tetapi durasinya," kata Novak.

Telinga kita dapat pulih dari sirene yang memekakkan telinga, tetapi paparan suara keras selama berjam-jam setiap hari dapat secara permanen menghancurkan sel-sel di telinga bagian dalam.

Baca juga: Kecanduan Operasi Plastik: Penyebab, Gejala, dan Risikonya

6. Kemampuan memori yang berkurang

Mengutip Everyday Health, sekarang ini sudah umum melakukan aktivitas secara multitasking di tengah fenomena kecanduan gadget, seperti:

  • Mengemudi sambil berbicara di ponsel
  • Mengirim pesan teks sambil mendengarkan panggilan konferensi
  • Main iPad sambil menonton TV.

Multitasking adalah normal baru, dan meskipun kita merasa lebih efisien, penelitian menunjukkan efek sebaliknya.

“Tingkat kinerja Anda turun jika Anda menghentikan satu aktivitas untuk melakukan aktivitas lain,” kata Adam Gazzaley, profesor neurologi, fisiologi dan psikiatri di University of California, San Francisco.

Ia telah melakukan penelitian berkelanjutan tentang efek media pada otak manusia.

Orang dengan multitasking memiliki lebih banyak kesulitan menyaring informasi yang tidak relevan dari pada mereka yang berfokus pada satu tugas pada satu waktu.

Multitasker biasanya juga membutuhkan waktu lebih lama untuk berpindah tugas, mengatasi masalah, dan membuang waktu untuk mencari informasi baru.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di majalah Science pada 2011, mahasiswa dari Universitas Columbia dan Harvard mengingat fakta dengan lebih baik ketika mereka tahu bahwa mereka tidak bisa mendapatkannya dari komputer.

Jika mereka tahu bahwa mereka bisa mendapatkan fakta nanti secara online, mereka hanya akan mengingat bagaimana dan dimana mendapatkan informasi tersebut.

Kemampuan memori manusia tersebut semakin buruk seiring bertambahnya usia.

Gazzaley mengatakan orang dewasa yang lebih muda dapat mengingat memori yang hilang sementara lebih cepat dari pada orang dewasa yang lebih tua.

Dalam mengatasi rentetan informasi dan tuntutan multitasking setiap hari, Gazzaley menyisihkan sedikit waktu setiap hari untuk "mendengarkan musik sambil mengirim email dan berbicara dengan rekan kerja."

Setelah itu, ia akan menutup pintu kerjanya, teleponnya dimatikan dan dia bekerja tanpa gangguan.

Saat itulah, "Saya bisa terlibat dalam pemikiran berkualitas tinggi," katanya.

Baca juga: Efek Minum Obat Tidur Sembarangan Bisa Kecanduan, Kenali Tandanya...

7. Ketidakstabilan emosional

Mengutip Everyday Health, banyak orang lebih muda akan mengalami dampak kecanduan gadget pada kesehatan dalam bentuk ketidakstabilan emosional.

Secara umum, ketidakstabilan emosional itu tercipta dari:

  • Waktu tidur kurang

Remaja membutuhkan sekitar 9 jam tidur setiap hari, tetapi kebiasaan bermain sosial media hingga larut malam dapat mengganggu kebutuhan tidur.

Sherry Turkle, direktur Initiative on Technology and Self di Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengatakan bahwa kebiasaan buruk itu membuat anak tidak bisa fokus di sekolah dan mengatasi tekanan sosial dengan baik.

  • Terlalu bergantung pada informasi virtual

Remaja modern saat ini cenderung berusaha menjadi pemikir independen dengan bergantung pada informasi dari gadget.

“Lima belas tahun yang lalu, jika seorang anak menelepon ibunya 10 kali sehari untuk meminta nasihat, saya akan khawatir," ujar Turkle.

“Hari ini, 'Apa lagi yang baru?' Ini sudah menjadi norma, tapi itu masih menjadi masalah," ungkapnya.

  • Tidak memiliki waktu sendiri yang berkualitas

Hari ini, media sosial mencegah remaja memiliki waktu sendiri. Akibatnya, membuat mereka sering menderita "takut ketinggalan," kata Turkle.

“Kami mengutuk satu generasi yang tidak tahu bagaimana duduk dalam kesendirian,” kata Turkle.

Waktu yang dihabiskan sendirian membantu remaja lebih tahan menghadapi periode ketika mereka terputus dari perangkat digital, meningkatkan keakraban yang ada untuk berinteraksi sosial tatap muka, bukan virtual.

Namun, terkadang orang tua anak-anak memberikan contoh yang tidak baik.

“Mereka tidak bisa berjalan di tikungan ke toko dengan anak mereka tanpa telepon terpasang di telinga mereka,” kata Turkle.

Baca juga: Gejala Kecanduan Pornografi yang Harus Diketahui

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com