Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/02/2022, 19:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Sekitar 8 dari 100 wanita (8 persen) memiliki beberapa jenis tekanan darah tinggi selama kehamilan.

Tekanan darah adalah kekuatan darah yang mendorong dinding arteri.

Arteri adalah pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke bagian lain dari tubuh. Setiap kali berdetak, jantung memompa darah ke arteri.

Jika tekanan di arteri menjadi terlalu tinggi, Anda memiliki tekanan darah tinggi (juga disebut hipertensi).

Tekanan darah tinggi dapat memberi tekanan ekstra pada organ. Hal ini dapat menyebabkan serangan jantung, gagal jantung, stroke dan gagal ginjal.

Tekanan darah tinggi juga sering muncul selama masa kehamilan dan memicu berbagai masalah kesehatan serius.

Baca juga: Nefropati Diabetik

Bahaya tekanan darah tinggi

Seperti yang disebutkan sebelumnya, tekanan darah tinggi selama masa kehamilan bisa memicu berbagai masalah serius pada ibu dan janin.

Berikut berbagai dampak negatif tekanan darah tinggi selama kehamilan:

1. Penurunan aliran darah ke plasenta

Jika plasenta tidak mendapatkan cukup darh, aliran oksigen dan nutrisi untuk bayi bisa terhambat.

Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan yang lambat (pembatasan pertumbuhan intrauterin), berat badan lahir rendah atau kelahiran prematur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com