Salah satu faktornya adalah pola makan memburuk dari waktu ke waktu, meliputi:
Pola makan orang zaman modern kecenderungan menimbulkan tumpukan sampah dalam tubuh, karena:
Baca juga: Buka Puasa dengan Kurma, Ini Manfaat dan Anjurannya Agar Tetap Sehat
Sehingga, melaparkan diri dipahami sebagai cara ekstra untuk membersihkan tubuh dari racun.
Memperlakukan lapar secara tepat akan:
Mengutip Eat This, ketika kita dengan sengaja menahan diri tidak makan dan minum, sebuah proses yang disebut autofagi itu dimulai.
Autofagi adalah proses tubuh mendaur ulang sel-sel tua yang rusak untuk menciptakan sel-sel baru yang sehat.
"Bagian dari sel kita menjadi rusak dan itulah sampahnya," kata Dr Roberta Gottlieb, direktur Kardiobiologi Molekuler di Cedars-Sinai Smidt Heart Institute.
"Sel kita mengunyah bahan rusak (tidak baik bagi tubuh) itu dan mendaur ulangnya. Begitulah cara mereka membuang sampah (sel rusak)," ujar Gottlieb.
Jika seseorang makan pizza berukuran 30 inci sebelum tidur, ia tidak akan mengalami autofagi.
"Itu berarti Anda tidak akan mengeluarkan sampah, sehingga sel-sel mulai menumpuk lebih banyak dan lebih banyak puing,"
Jadi, puasa dapat menjadi waktu optimal untuk tubuh membuang sel rusak.
Baca juga: Saran Makanan Sehat untuk Buka Puasa
Mengutip buku "Detoksifikasi: Membuang Tumpukan Racun Tubuh secara Holistik" (2015) oleh Erikar Labang, manfaat detoksifikasi bisa kita dapat saat menjalankan puasa Ramadhan.
Dengan definisi puasa serta pelaksanaan yang benar, kita bisa melihat bahwa puasa adalah upaya tubuh untuk memperbaiki diri secara holistik.
Secara spiritual dan fisikal, puasa menyehatkan diri.
Hiromi Shinya, seorang ahli gastroenterologi terkemuka dunia mengatakan bahwa orang yang melakukan puasa berkala dengan baik umumnya akan memiliki: