Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/04/2022, 18:30 WIB

Tubuh harus memecah monosakarida yang terikat sebelum dapat diserap.

Disakarida ini terdiri dari:

  • Sukrosa (glukosa + fruktosa): sukrosa (gula meja) adalah pemanis alami yang berasal dari tebu atau bit. Ini ditambahkan ke makanan selama pemrosesan dan terjadi secara alami dalam buah-buahan dan sayuran.
  • Laktosa (glukosa + galaktosa): juga dikenal sebagai gula susu, laktosa ditemukan dalam susu dan produk susu.
  • Maltosa (glukosa + glukosa): maltosa ditemukan dalam minuman malt, seperti bir dan minuman keras malt.

Baca juga: Apakah Puasa Membantu Detoksifikasi Tubuh?

Karbohidrat sederhana juga dikenal sebagai karbohidrat olahan (refined carb).

Karbohidrat olahan telah mengalami proses yang menghilangkan hampir semua serat, vitamin dan mineral. Sehingga, karbohidrat ini dianggap sebagai kalori "kosong".

Karbohidrat olahan dibedakan menjadi:

  • Gula: gula halus dan olahan, seperti sukrosa (gula meja), sirup jagung fruktosa tinggi , dan sirup agave.
  • Biji-bijian olahan: biji-bijian yang telah dihilangkan bagian yang berserat dan bergizinya, contohnya tepung putih yang terbuat dari gandum olahan.

Sumber makanan utama karbohidrat olahan ini meliputi:

  • Tepung putih
  • roti putih
  • Nasi putih
  • Kue kering
  • Soda
  • Makanan ringan
  • Pasta
  • Permen
  • Sereal sarapan
  • Gula tambahan.

Faktanya, sumber-sumber karbohidrat sederhana tersebut sangat banyak dijumpai dalam makanan takjil.

Sehingga, perlu selektif untuk memilih atau bisa menyiapkannya sendiri sesuai takaran kesehatan.

Baca juga: 8 Makanan untuk Mencegah Dehidrasi Selama Puasa

Efek asupan berlebih

Mengutip Healthline, bagi banyak orang, "gula" dari karbohidrat sederhana ini memiliki konotasi negatif, terutama yang bersumber dari pemanis buatan atau tidak alami.

Saat dikonsumsi rutin dan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan, meliputi:

  • Obesitas: rasa manis dan kelezatannya membuat Anda lebih mudah mengonsumsi gula tambahan dibandingkan nutrisi lain, sehingga meningkatkan risiko kenaikan berat badan
  • Penyakit jantung: gula tambahan dapat menyebabkan peningkatan trigliserida, faktor risiko yang diketahui untuk penyakit jantung.
  • Diabetes: konsumsi tinggi karbohidrat olahan dikaitkan dengan resistensi insulin dan kadar gula darah tinggi. Ini adalah beberapa gejala utama diabetes tipe 2.
  • Risiko kanker: kelebihan kalori dari gula tambahan dapat meningkatkan peradangan dan stres oksidatif, sehingga memicu kanker.

Baca juga: Makanan Ringan yang Membuat Kenyang Lebih Lama Cocok untuk Puasa

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com