KOMPAS.com - Karbohidrat umumnya diketahui sebagai sumber energi utama tubuh, tapi mikronutrien ini punya banyak jenisnya dan tidak semua baik.
Karbohidrat dibedakan menjadi kompleks dan sederhana.
Mengutip Verywell Health, karbohidrat kompleks terbuat dari rantai molekul gula yang lebih panjang dan lebih kompleks.
Karbohidrat kompleks adalah sumber serat dan membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna tubuh dari pada karbohidrat sederhana.
Selain itu, tidak memicu kenaikan gula darah. Jadi, disebut karbohidrat paling sehat.
Sedangkan karbohidrat sederhana, rendah serat dan lebih mudah dicerna tubuh. Sehingga, mudah memicu kenaikan gula darah dan kegemukan.
Baca juga: 10 Cara Mengatasi Mual saat Puasa dan Penyebabnya
Mengutip Healthline, karbohidrat ini dibedakan menjadi monosakarida dan disakarida.
Monosakarida adalah karbohidrat paling sederhana, karena tubuh Anda tidak dapat memecahnya lebih lanjut.
Monosakarida ini terdiri dari:
Disakarida terdiri dari dua molekul gula atau dua monosakarida yang terikat bersama.
Tubuh harus memecah monosakarida yang terikat sebelum dapat diserap.
Disakarida ini terdiri dari:
Baca juga: Apakah Puasa Membantu Detoksifikasi Tubuh?
Karbohidrat sederhana juga dikenal sebagai karbohidrat olahan (refined carb).
Karbohidrat olahan telah mengalami proses yang menghilangkan hampir semua serat, vitamin dan mineral. Sehingga, karbohidrat ini dianggap sebagai kalori "kosong".
Karbohidrat olahan dibedakan menjadi:
Sumber makanan utama karbohidrat olahan ini meliputi:
Faktanya, sumber-sumber karbohidrat sederhana tersebut sangat banyak dijumpai dalam makanan takjil.
Sehingga, perlu selektif untuk memilih atau bisa menyiapkannya sendiri sesuai takaran kesehatan.
Baca juga: 8 Makanan untuk Mencegah Dehidrasi Selama Puasa
Mengutip Healthline, bagi banyak orang, "gula" dari karbohidrat sederhana ini memiliki konotasi negatif, terutama yang bersumber dari pemanis buatan atau tidak alami.
Saat dikonsumsi rutin dan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan, meliputi:
Baca juga: Makanan Ringan yang Membuat Kenyang Lebih Lama Cocok untuk Puasa
Mengutip buku "Resep Praktis; Sehat dan Fit Selama Berpuasa" (2016) oleh Yunita Indah Prasetyaningrum, SGz, MPH, makan sahur mencukupi 40 persen kebutuhan energi kita saat menjalankan puasa Ramadhan.
Prinsipnya, saat makan sahur adalah pilih makanan yang dicerna tubuh dalam waktu lama (lambat) atau tidak cepat diubah menjadi glukosa darah, yaitu karbohidrat kompleks.
Karbohidrat kompleks, contohnya:
Biji-bijian utuh merupakan sumber serat yang baik, serta potasium, magnesium, dan selenium. Pilih biji-bijian utuh yang kurang diproses, seperti quinoa, soba, dan pasta gandum utuh.
Beberapa di antaranya adalah apel, beri, dan pisang. Hindari buah kalengan karena biasanya mengandung sirup tambahan.
Makan lebih banyak sayuran, termasuk brokoli, sayuran hijau, dan wortel.
Selain berserat, kacang ini adalah sumber folat, zat besi, dan potasium yang baik.
Baca juga: Buka Puasa dengan Kurma, Ini Manfaat dan Anjurannya Agar Tetap Sehat
Mengutip buku "Resep Praktis; Sehat dan Fit Selama Berpuasa" (2016) oleh Yunita Indah Prasetyaningrum, SGz, MPH, sebanyak 60 persen kebutuhan energi tubuh harus dipenuhi dari makanan saat buka puasa Ramadhan.
Selama puasa Ramadhan sebaiknya lakukan proses memasak dengan:
Baca juga: Saran Makanan Sehat untuk Buka Puasa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.