Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/06/2022, 12:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Daftar Isi
Buka

KOMPAS.com - Setiap tahunnya, 1 dari 10 orang dewasa mengalami serangan panik atau panic attack.

Serangan panik adalah perasaan takut yang amat sangat yang terjadi secara tiba-tiba dan menimbulkan respons tubuh padahal tidak ada bahaya apapun atau penyebab yang jelas.

Dalam banyak kasus, serangan panik memicu detak jantung yang cepat, juga dikenal sebagai takikardia.

Detak jantung dapat mempercepat hingga 200 denyut per menit atau bahkan lebih cepat.

Detak jantung yang cepat dapat membuat Anda merasa pusing dan sesak napas. Lalu apa yang harus dilakukan ketika kita mengalami serangan panik?

Baca juga: 7 Makanan Sederhana Pencegah Perut Kembung

Mengatasi serangan panik

Untuk mengatasi serangan panik, kita bisa melakukan langkah berikut:

1. Bernapas dalam-dalam

Bernapas dalam-dalam dapat membantu mengendalikan serangan panik.

Serangan panik dapat menyebabkan pernapasan cepat, dan sesak dada dapat membuat napas menjadi dangkal, yang semakin memperburuk perasaan cemas dan tegang.

Sebaliknya, cobalah bernapas perlahan dan dalam, berkonsentrasi pada setiap napas.

Bernapaslah dalam-dalam dari perut, isi paru-paru secara perlahan sambil menghitung sampai empat pada saat menarik dan menghembuskan napas.

2. Hirup aroma terapi

Aroma yang menenangkan dapat membantu meredakan kecemasan. Saat Anda merasa cemas atau panik, Anda bisa mencoba menghirup aroma lavender.

Banyak penelitian melaporkan bahwa lavender dapat membantu meredakan kecemasan.

Jika tidak menyukai aroma lavender, Anda dapat mencoba menggantinya dengan minyak esensial aroma terapi lain, seperti jeruk bergamot, chamomile, atau lemon.

3. Temukan tempat yang damai

Pemandangan dan suara seringkali dapat memicu serangan panik. Jika memungkinkan, cobalah mencari tempat yang lebih damai.

Jadi, Anda bisa meninggalkan ruangan yang sibuk atau pindah untuk bersandar ke dinding di dekatnya.

Duduk di tempat yang tenang akan menciptakan ruang mental, dan akan memudahkan untuk fokus pada pernapasan dan strategi koping lainnya.

Baca juga: 5 Ciri-ciri Tumor Payudara Jinak dan Penyebabnya

4. Fokus pada suatu objek

Ketika seseorang menjadi kewalahan dengan pikiran, perasaan, atau ingatan yang menyusahkan, berkonsentrasi pada sesuatu benda dapat membantu mereka merasa membumi.

Berfokus pada satu stimulus dapat mengurangi stimulus lainnya. Saat orang tersebut melihat benda itu, mereka mungkin ingin memikirkan bagaimana rasanya, siapa yang membuatnya, dan seperti apa bentuknya.

Teknik ini dapat membantu mengurangi gejala serangan panik. Jika orang tersebut mengalami serangan panik yang berulang, mereka dapat membawa benda tertentu yang dikenalnya untuk membantu mendapatkan ketenangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Health
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Health
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Health
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Health
Jokowi Sakit Kulit Dituding Steven Johnson Syndrome, Ketahui Ini Faktanya…
Jokowi Sakit Kulit Dituding Steven Johnson Syndrome, Ketahui Ini Faktanya…
Health
Dari Hengki Kawilarang Meninggal dengan Komplikasi Diabetes, Kenali Ini Gejalanya…
Dari Hengki Kawilarang Meninggal dengan Komplikasi Diabetes, Kenali Ini Gejalanya…
Health
Gejala Kanker Kolorektal Sering Diabaikan, Ini Peringatan Ahli untuk Kaum Muda
Gejala Kanker Kolorektal Sering Diabaikan, Ini Peringatan Ahli untuk Kaum Muda
Health
Dokter: Perubahan Gaya Hidup adalah Kunci Utama Cegah Pengapuran Sendi Lutut
Dokter: Perubahan Gaya Hidup adalah Kunci Utama Cegah Pengapuran Sendi Lutut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Health
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Health
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau