Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Subvarian Omicron Baru BA.4 dan BA.5, Apa yang Perlu Diwaspadai?

Kompas.com - 12/06/2022, 10:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan melaporkan subvarian Omicron baru BA.4 dan BA.5 telah terdeteksi di Indonesia.

Dilansir dari SehatNegeriku Jumat (10/6/2022), terdapat empat kasus subvarian virus corona SARS-CoV-2 terbaru yang dilaporkan per Senin (6/6/2022).

Satu orang warga negara Indonesia (WNI) dilaporkan positif Omicron BA.4 dengan kondisi tidak bergejala dan sudah divaksinasi Covid-19 dosis lengkap atau dua dosis.

Sedangkan tiga orang lainnya yang positif Omicron BA.5 adalah pelaku perjalanan luar negeri delegasi pertemuan The Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali, pada 23–28 Mei 2022.

Kondisinya ada yang tidak bergejala dan ada yang bergejala ringan dengan keluhan sakit tenggorokan dan badan pegal-pegal. Mereka sudah disuntik vaksin Covid-19 tiga sampai empat dosis.

Baca juga: 9 Efek Long Covid Omicron yang Perlu Diwaspadai dan Pencegahannya

Waspadai, kemungkinan infeksi Covid-19 ulang pada penyintas

Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH menyampaikan, masyarakat perlu mewaspadai kemungkinan subvarian Omicron baru BA.4 dan BA.5 bisa menghindari perlindungan kekebalan (immune escape) dari infeksi Omicron sebelumnya.

Artinya, seseorang yang pernah terinfeksi Covid-19 varian Omicron, masih bisa terkena Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

Dikutip dari European Centre for Disease Prevention and Control, studi awal yang dilakukan di Afrika Selatan dan Portugis menunjukkan, lonjakan Covid-19 karena subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 kemungkinan dipicu kemampuan virus dalam menghindari perlindungan kekebalan dari infeksi sebelumnya, terutama jika jarak infeksi Covid-19 cukup lama.

Berdasarkan data penelitian in vitro tersebut, penyintas Covid-19 subvarian Omicron BA.1 yang belum divaksinasi masih bisa terkena Covid-19 bergejala saat terinfeksi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

Namun, orang yang telah divaksinasi Covid-19 disebut lebih aman atau terlindungi ketika terinfeksi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, jika dibandingkan orang yang hanya memiliki perlindungan alami karena terkena subvarian Omicron lain tanpa divaksinasi.

Untuk itu, setiap orang yang belum mendapatkan vaksin Covid-19, atau status vaksinasi Covid-19 belum lengkap, ada baiknya segera divaksinasi sampai booster.

Terutama bagi orang dengan komorbid atau penyakit penyerta, serta kalangan lansia di atas 60 tahun.

Baca juga: Makanan Terbaik untuk Atasi Gejala Covid-19 Varian Omicron

Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 potensial lebih menular

Perlu diketahui, subvarian Omicron BA.4 hingga kini telah menjangkiti sejumlah warga di 58 negara.

Negara terbanyak yang melaporkan lonjakan Covid-19 subvarian baru ini di antaranya Afrika Selatan, AS, Britania Raya, Denmark, dan Israel.

Sedangkan subvarian Omicron BA.5 dilaporkan sudah terdeteksi di 68 negara.

Negara terbanyak yang melaporkan lonjakan Covid-19 subvarian baru ini di antaranya AS, Portugis, Jerman, Britania Raya, dan Afrika Selatan.

Syahril mengatakan, dari laporan epidemiologi di tingkat global yang tercatat di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID), Omicron BA.4 dan BA.5 potensial lebih menular dibandingkan subvarian Omicron lainnya.

“Dari laporan itu disampaikan bahwa transmisi BA.4 maupun BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan subvarian omicron BA.1 dan BA.2,” jelas dia, saat konferensi pers secara virtual di Jakarta, Jumat (10/6/2022).

Meskipun subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 bisa menular lebih cepat dibandingkan Omicron lainnya, kabar baiknya gejala Omicron subvarian baru tidak lebih parah dibandingkan subvarian Omicron lainnya.

Baca juga: Kenali Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Omicron dan Delta

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com