Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/07/2022, 16:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian orangtua tentu merasa senang saat melihat bayi mereka yang sangat menggemaskan. Tak sekadar melihat, para ayah dan ibu juga senang mencium si kecil karena memiliki aroma yang khas.

Sebelum diolesi minyak telon atau bedak, bayi memiliki bau badan yang khas dan bermacam-macam.

Normalnya, bayi memiliki bau seperti susu dan terkadang apek karena keringat. Namun, ada beberapa aroma bayi yang rupanya juga menunjukkan kondisi kesehatan mereka.

Baca juga: 3 Penyebab Infeksi Paru-paru Pada Bayi yang Kerap Menyerang

Melansir BabyCenter, beriku 5 aroma bayi yang Anda harus ketahui.

Bau susu

Bau susu merupakan aroma khas pada bayi yang normal. Pasalnya, bayi hanya mendapat ASI sebagai satu-satunya asupan makanan hingga berusia 6 bulan.

Bau tersebut akan memudar seiring pertambahan usia bayi, peralihan makanan, hingga aktivitas si kecil.

Bau asam

Bayi Anda kadang-kadang juga memiliki bau asam. Aroma ini dipicu karena keringat atau kotoran pada lipatan-lipatan kulit, ketiak, atau leher.

Bau apek

Bau apek pada tubuh bayi disebabkan karena asam amino bernama fenilalanin menumpuk di dalam tubuh atau fenilketonuria.

Fenilketonuria (PKU) yang tidak ditangani dapat menyebabkan kerusakan otak, cacat intelektual, gejala perilaku, atau kejang.

Penanganan fenilketonuria berupa pola makan ketat dengan protein terbatas.

Baca juga: Ketahui Momen Pertama Bayi BAB, Benarkah Sejak dalam Kandungan?

Bau ikan busuk

Kondisi ini disebabkan karena kelainan genetik ketika tubuh tidak dapat memecah senyawa trimethylaminuria.

Kondisi ini menyebabkan keringat, urin, atau napas bayi berbau menyengat seperti ikan busuk.

Penyakit ini memang jarang terjadi, namun orangtua harus segera membawa bayinya untuk konsultasi dengan dokter apabila mengalami sindrom bau ikan.

Bau napas buah

Mengutip Healthy Children, bau napas buah disebabkan karena suatu komplikasi yang disebut dengan ketoasidosis diabetik atau diabetes serius saat tubuh memproduksi asam darah (keton) berlebihan.

Gejalanya meliputi rasa haus, sering buang air kecil, mual, nyeri perut, lemas, napas beraroma buah, dan kebingungan.

Perawatan di rumah sakit untuk mengganti cairan dan elektrolit serta pemberian terapi insulin mungkin diperlukan.

Kondisi ini jika tidak diobati akan menyebabkan bayi mngalami koma, pembengkakan otak, dan bahkan kematian.

Baca juga: 4 Cara Mencegah Obesitas, mulai dari Bayi sampai Dewasa

Bau kubis

Napas bau kubis menandakan bayi alami tirosinemia tipe 1. Kondisi ini berkembang pada masa bayi karena tingkat tinggi asam amino tirosin dalam darah.

Selain napas bau kubis, tirosinemia juga menyebabkan gagal tumbuh atau tidak ada pertambahan berat badan, penyakit hati, atau masalah neurologis yang parah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com