Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/07/2022, 16:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Detak jantung sama dengan denyut nadi. Ketika Anda merasakan denyut nadi, Anda merasakan aliran darah saat jantung memompa ke seluruh tubuh.

Denyut nadi yang sehat biasanya 60–100 bpm dan normal setiap orang memiliki denyut nadi yang bervariasi.

Orang yang sangat aktif mungkin memiliki denyut nadi serendah 40 bpm.

Orang dengan ukuran tubuh yang lebih besar cenderung memiliki denyut nadi yang lebih cepat, tetapi biasanya tidak lebih dari 100 bpm.

Baca juga: 7 Penyebab Henti Jantung dan Faktor Risikonya

Sebarapa penting fungsi jantung

Mengutip Medical News Today, fungsi jantung sangat penting untuk kelangsungan hidup setiap orang.

Jika berhenti berdetak, darah tidak akan mencapai otak dan organ lain. Kemudian, orang tersebut bisa mati dalam hitungan menit. Ini yang disebut henti jantung.

Jika seseorang mengalami serangan jantung, ia tidak akan dapat berbicara atau bernapas dan ia tidak akan memiliki detak jantung untuk sesaat.

Oleh karenanya, penting menjaga kesehatan Anda agar fungsi jantung tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Mengutip Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit kardiovaskular adalah pembunuh utama di dunia, menyebabkan 1 dari setiap 3 kematian.

Penyakit kardiovaskular adalah istilah penyakit yang melibatkan jantung dan pembuluh darahnya yang tidak sehat, seperti serangan jantung dan stroke.

Penyebab serangan jantung dan stroke biasanya adalah adanya kombinasi faktor risiko, seperti:

  • Penggunaan tembakau
  • Kebiasaan makan yang tidak sehat
  • Obesitas
  • Kurangnya aktivitas fisik
  • Kebiasaan minum alkohol
  • Hipertensi
  • Diabetes
  • Kadar kolesterol yang tinggi.

Baca juga: 15 Kebiasaan yang Bisa Merusak Kesehatan Jantung Harus Dihindari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com