Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/08/2022, 07:33 WIB
Ria Apriani Kusumastuti,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Makanan yang digoreng terasa lebih enak apalagi ketika makanan tersebut baru saja matang.

Makanan yang digoreng memang lebih enak untuk dinikmati jika dibandingkan dengan ketika dimasak menggunakan metode lain.

Sayuran juga bisa digoreng untuk meningkatkan kualitas rasa yang dimilikinya meskipun banyak yang percaya bahwa metode ini membuat nutrisi yang terkandung di dalam sayuran jadi hilang.

Lalu, apakah sayuran yang digoreng tersebut baik untuk kesehatan? Berikut faktanya.

Baca juga: Berapa Kalori Gorengan seperti Tahu Isi, Tempe, Bakwan, Pisang Goreng?

Menyerap minyak lebih banyak

Melansir Healthline, metode menggoreng sayuran ada dua jenis, yaitu menggoreng dengan menenggelamkannya dalam minyak (deep fried) dan menggoreng dengan minyak sedikit atau juga dikenal dengan menumis.

Keduanya adalah metode yang bisa digunakan untuk menggoreng sayuran, namun ternyata risiko dari deep fried lebih besar daripada menumis sayuran.

Sayuran yang dimasak secara deep fried ternyata menyerap lebih banyak minyak jika dibandingkan dengan yang ditumis.

Melansir WebMD, sayuran yang dimasak secara deep fried akan menyerap minyak jahat yang mengandung banyak lemak trans.

Padahal, lemak trans ini sangat berbahaya untuk kesehatan jantung.

Mengutip Mayo Clinic, lemak trans meningkatkan jumlah kolesterol jahat di dalam tubuh sehingga risiko terkena penyakit jantung lebih besar.

Tidak hanya itu saja, WebMD menambahkan bahwa sayuran yang menyerap minyak lebih banyak akan meningkatkan risiko penyakit lain, seperti diabetes tipe 2, obesitas, tekanan darah dan tekanan darah tinggi.

Baca juga: Apa Dampak Buruk Penggunaan Minyak Jelantah terhadap Kesehatan?

Membentuk Akrilamida

Akrilamida merupakan senyawa kimia yang akan terbentuk ketika makanan dimasak pada temperatur tinggi.

Asam amino yang terkandung di dalam makanan akan bereaksi dengan gula ketika dimasak pada tekanan tinggi sehingga membentuk akrilamida. Akrilamida sendiri juga bisa terbentuk ketika sayuran digoreng.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh ahli dari Malaysia dan diterbitkan pada Jurnal Frontier in Nutrition pada tahun 2018 menyatakan bahwa makanan yang mengandung akrilamida  terbukti bisa menjadi penyebab kanker atau karsinogen pada tikus.

Meskipun tidak selalu menjadi penyebab kanker pada manusia, namun American Cancer Society tetap berpendapat bahwa ada kemungkinan untuk menjadi karsinogen untuk sebagian orang dengan kondisi tertentu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com