Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dikdik Kodarusman
Dokter RSUD Majalengka

Dokter, peminat kajian autofagi. Saat ini bekerja di RSUD Majalengka, Jawa Barat

Kekeliruan Memahami Konsep Diabetes (Bagian I)

Kompas.com - 08/08/2022, 10:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DIABETES melitus selama ini dianggap sebagai akibat dari kekurangan insulin. Akibat kekurangan ini glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel.

Hingga kadarnya meningkat di dalam darah. Akibatnya tubuh akan terasa lemah tidak bertenaga. Juga disertai dengan gejala-gejala lain yang dikenal sebagai trias poli.

Pemahaman ini berawal tahun 1921 di Toronto, Kanada. Saat itu Frederick G Banting, meyakinkan J.J.R. Macleod, seorang profesor fisisologi untuk melakukan percobaan pada pankreas. Usul tersebut diajukan setelah membaca hasil temuan Paul Langerhans.

Pada tahun 1869, Paul Langerhans saat masih berstatus mahasiswa kedokteran, mengamati adanya dua jenis sel yang berbeda pada pankreas.

Pertama berhubungan dengan pelepasan enzim pencernaan. Sedangkan yang kedua berbentuk pulau-pulau yang belum diketahui fungsinya.

Setelah melewati berbagai percobaan oleh para ilmuwan lain. Banting dan mahasiswanya, Charles H. Best berhasil mengisolasi zat yang dihasilkan dari pankreas tersebut pada tahun 1921. Zat tersebut diujicobakan pada anjing yang mengalami diabetes dan berhasil.

Pada tahun 1922, uji coba pertama pada manusia dilakukan. Pasiennya adalah Leonard Thompson, seorang anak laki-laki berusia 14 tahun. Ia datang ke rumah sakit Toronto dengan kadar gula darah 500 mg/dl.

Thompson juga buang air kecil hingga 5 liter per hari walau dengan diet yang ketat. Urinnya tentu saja mengandung glukosa yang tinggi. Sehingga tubuhnya sangat kurus. Diramalkan tidak akan mampu bertahan lama.

Banting dan Best memberikan suntikan ekstrak pankreas padanya untuk pertama kali. Segera anak itu menunjukkan gejala pemulihan.

Volume buang air kecilnya berkurang setelah diberikan dosis suntikan setiap hari. Begitu juga dengan kadar glukosa dalam urin menurun dari 100 gr menjadi 7,5 gr per hari.

Bahkan Thompson terlihat menjadi lebih segar dan lebih kuat. Hingga ditarik kesimpulan bahwa diabetes terjadi akibat adanya kekurangan ekstrak pankreas tersebut.

Sayangnya sejarah tidak menyebutkan berapa lama Thompson menerima suntikan ekstrak pankreas tersebut.

Sejarah hanya mencatat upaya untuk memurnikan ekstrak pankreas tersebut. Berkali-kali Banting dan Best melakukan percobaan dan mengalami kegagalan.

Hal ini mendorong Profesor MacLeod sebagai pembimbingnya turun tangan. Dengan bantuan Profesor MacLeod dan Profesor J. B. Collip seorang ahli biokimia pemurnian enzim berhasil diperoleh ekstrak insulin.

Penemuan insulin segera menjadi solusi untuk seluruh pasien diabetes melitus di seluruh Amerika Utara saat itu. Banting dan MacLeod memperoleh hadiah Nobel pada tahun 1923 atas temuan tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com