Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/08/2022, 21:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Human immunodeficiency virus atau HIV adalah salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang hingga saat ini belum ditemukan obatnya.

Menurut data WHO, ada sekitar 33.6-48.6 juta orang yang mengidap HIV di seluruh dunia.

Untuk di Indonesia sendiri, jumlah pengidap HIV cukup fluktuatif dan pada tahun 2019 tercatat ada 50.282 kasus yang ditemukan.

Melansir Kemenkes, HIV bisa ditularkan dari satu orang ke orang lain dengan pertukaran cairan tubuh, seperti darah, ASI, semen, dan cairan vagina.

Baca juga: Lawan Stigma, Pengidap HIV Bukan untuk Dijauhi

Healthline menambahkan bahwa HIV umumnya ditularkan dari hubungan seksual melalui vagina atau anal.

Namun, bagaimana dengan seks oral yang notabene tidak dilakukan melibatkan penetrasi ke organ intim? Apakah masih bisa menularkan HIV? Ini dia penjelasannya.

Seks oral bisa menularkan HIV

HIV bisa ditularkan dengan berbagai cara dan menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika, perilaku seksual yang bisa menularkannya adalah seks melalui anal atau vagina, serta seks oral.

Meskipun begitu, seks oral ternyata memiliki risiko sangat kecil untuk bisa menularkan HIV.

Ditambahkan juga bahwa risiko tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan seks melalui anal atau vagina.

Seseorang yang memiliki pasangan dengan HIV ternyata hanya akan tertular ketika sperma dikeluarkan di mulut.

Namun, kemungkinannya tetap masih sangat kecil, kecuali jika ada sariawan, gusi berdarah, luka kelamin, atau infeksi kelamin lainnya yang terlihat maupun tidak.

Selain itu, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencatat bahwa penularan HIV dengan seks oral bisa terjadi ketika seks oral tersebut dilakukan pada daerah anus penderita.

Menurut CDC, sudah ada beberapa kasus serupa yang ditemukan.

Tetapi, Departemen Kesehatan Pemerintah Negara Bagian Victoria, Australia, juga menambahkan bahwa penularan HIV melalui seks oral belum bisa dibuktikan kebenarannya.

Alasannya adalah karena pasangan yang melakukan seks oral juga melakukan hubungan seksual, baik melalui vagina atau anal, dalam waktu yang bersamaan.

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com